Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berbalik Arah ke Zona Merah Setelah Dibuka Menguat

Salah satu sentimen yang akan menjadi pendorong utama nilai tukar rupiah di antaranya adalah perkembangan kasus Covid-19 dan penanganan pemerintah.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka di zona hijau pada perdagangan Senin (28/6/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,07 persen ke level Rp14.415 per dolar AS Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,01 persen ke posisi 91,845.

Adapun penguatan hanya bertahan sebentar, pada pukul 09.20 WIB, rupiah berbalik arah melemah 0,21 persen ke level Rp14.455 per dolar AS. Mata uang regional Asia lainnya mayoritas turut mengalami pelemahan.

Sebelumnya, VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan nilai tukar rupiah berpotensi melanjutkan penguatannya pada Senin (28/6/2021).

Salah satu sentimen yang akan menjadi pendorong utama nilai tukar rupiah di antaranya adalah perkembangan kasus Covid-19 dan penanganan pemerintah. 

"Rilis 2 data ekonomi AS pada Jumat malam , yaitu US Michigan Consumer Sentiment dan PCE Deflator juga akan mempengaruhi rupiah. Kedua data tersebut berkaitan erat dengan ekspektasi inflasi di AS.

Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data ekonomi AS lainnya, terutama data tenaga kerja per bulan Juni 2021. Menurutnya, rilis data tersebut berpotensi memberikan sinyal dan konfirmasi pemulihan ekonomi AS yang terus berlanjut sehingga mendukung kebijakan tapering dan kenaikan suku bunga AS. 

“Rupiah pada hari ini diperkirakan berada di kisaran Rp14.375 hingga Rp14.500 per dolar AS,” ujarnya

Berdasarkan data Bloomberg, pada Jumat (25/6/2021) lalu, rupiah ditutup menguat 0,10 persen atau 15 poin ke level Rp14.425 per dolar AS pada akhir pekan ini. Sementara, indeks dolar AS melemah 0,09 persen ke posisi 91,74.

Josua memaparkan, tren positif nilai tukar rupiah pada akhir pekan lalu mengikuti penguatan sebagian besar mata uang Asia. Hal tersebut terjadi setelah pernyataan dari salah satu pejabat The Fed, John Williams, yang kembali mengafirmasi sifat inflasi AS yang cenderung sementara. Ia mengatakan, pernyataan tersebut memberikan sinyal terkait kebijakan tapering yang belum akan diterapkan dalam waktu dekat.

Sementara itu, sepanjang pekan ini, pergerakan rupiah cenderung melemah yang didorong oleh kontribusi sentimen risk-off investor terkait langkah hawkish dari The Fed. “Pelemahan Rupiah juga didorong oleh kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang berlanjut,” katanya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper