Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pilih PPKM Mikro Ketat, IHSG Kembali Naik ke 6.000

Penguatan IHSG ke level 6.000 salah satunya sebagai respons atas keputusan pemerintah untuk memperketat PPKM Mikro karena sesuai dengan ekspektasi pasar.
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di depan papan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (24/6/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan pemerintah untuk melakukan penyesuaian penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dengan lebih ketat mulai 22 Juli 2021—5 Juli 2021 disambut positif oleh pelaku pasar saham.

Setelah bergerak dalam teritori negatif sepanjang sesi I perdagangan hari ini, Senin (21/6/2021), indeks harga saham gabungan (IHSG) mulai merangkak naik pada sesi II hingga akhirnya kembali menapak di zona hijau.

Tercatat, jelang pukul 14.00 indeks komposit telah bergerak di zona hijau dan kembali ke level 60000an, bahkan sempat menyentuh level tertingginya hari ini di 6.021,49. Jumlah saham yang menghijau pun menjadi 175 saham.

Padahal, pada perdagangan sesi I, indeks sempat ambrol 2 persen dan menyentuh level terendah harian 5.884,92.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan penguatan tersebut salah satunya sebagai respons atas keputusan yang dipilih oleh pemerintah untuk memperketat PPKM Mikro karena sesuai dengan ekspektasi pasar.

“Ya memang yang realistis sekarang adalah pengetatan PPKM Mikro jadi boleh dibilang sesuai ekspektasi pasar,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (21/6/2021)

Dia mengatakan para pelaku pasar khawatir pemberlakuan aktivitas yang lebih ketat seperti lockdown akan memberikan dampak negatif terhadap perekonomian, tetapi dalam jangka panjang diharapkan hasil dari PPKM Mikro dapat memberikan dampak positif.

“Pasar inginnya kasus Covid-19 bisa dikendalikan, diturunkan. Dalam jangka panjang PPKM Mikro diharapkan bisa menekan kasus baru sehingga bisa positif juga ke ekonomi dan ke pasar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper