Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya tekanan yang dihadapi perusahaan-perusahaan minyak untuk menurunkan emisi karbon diyakini akan berimbas positif bagi harga minyak dunia.
Analis Morgan Stanley Martijn Rats dan Amy Sergeant dalam laporannya pada Rabu (2/6/2021) meningkatkan proyeksi harga minyak global untuk jangka panjang baik untuk jenis Brent maupun West Texas Intermediate (WTI).
Proyeksi harga kedua jenis minyak dinaikkan sebesar US$10 per barel menjadi US$60 per barel untuk Brent dan US$57,50 per barel untuk WTI. Morgan Stanley menilai tekanan yang dihadapi perusahaan minyak akan berimbas positif untuk OPEC.
“OPEC akan berada di posisi yang tepat untuk mempertahankan ketatnya pasokan minyak di pasar lebih lama seiring dengan tekanan yang dihadapi oleh produsen-produsen minyak non-OPEC,” demikian kutipan laporan tersebut.
Selain itu, Morgan Stanley juga memperkirakan semakin banyak investor akan menekan perusahaan untuk mengikuti skenario emisi nol persen yang telah disiapkan oleh International Energy Agency (IEA). Bulan lalu, IEA mengatakan kegiatan ekspansi untuk proyek kilang minyak dan gas baru perlu dihentikan untuk menghindari krisis lingkungan.
Laporan tersebut menjelaskan, apabila sentimen tekanan tersebut menyebar ke sektor produsen minyak swasta, trade off yang dihadapi oleh OPEC kemungkinan akan berubah. Adapun, sebagian besar produsen minyak yang terdaftar di bursa bukan merupakan anggota OPEC+.
Baca Juga
“Dalam skenario tersebut, OPEC dapat mempertahankan ketatnya pasar dalam jangka pendek. Hal ini akan membantu OPEC dalam mendukung harga minyak tanpa harus menghadapi potensi kehilangan pangsa pasar di masa depan,” demikian kutipan laporan tersebut.