Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sektor Properti & Real Estat Loyo, Saham Apa yang Masih Oke?

Indeks IDX Sector Property & Real Estat terpantau mengalami koreksi 14,91 persen secara year-to-date sekaligus menjadi sektor dengan kinerja paling buruk di antara lainnya.
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (22/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sektor properti & real estat menempati posisi paling boncos sepanjang tahun berjalan. Lantas, apa yang menjadi penekan dan saham mana yang masih menjadi pilihan?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per penutupan perdagangan Jumat (28/5/2021), indeks IDX Sector Property & Real Estat terpantau mengalami koreksi 14,91 persen secara year-to-date sekaligus menjadi sektor dengan kinerja paling buruk di antara lainnya.

Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menuturkan, sepanjang tahun berjalan kinerja sektor IDXPROP tertekan utamanya oleh penurunan saham PT Pollux Properti Indonesia (POLL) yang anjlok 60,80 persen secara year to date (ytd).

Dia menjelaskan, POLL memiliki kapitalisasi yang terbilang besar di sektor properti & real estat, bahkan menduduki posisi kelima terbesar. Alhasil kinerjanya ikut menyeret indeks IDXPROP jauh ke bawah.

Di sisi lain, POLL dinilai sudah banyak membukukan kenaikan pada 2019 dan akhir 2020 lalu dan secara volume perdagangan cenderung tidak likuid. Begitu pula secara valuasi sudah cenderung mahal.

“Mungkin kalau POLL tidak jatuh sedalam ini, penurunan sektor IDXPROP nggak terlalu dalam juga. Kontributor lainnya kepada penurunan sektor adalah KOTA, LPKR, PWON, MPRO, BSDE,”. ujar Anugerah kepada Bisnis, Jumat (28/5/2021)

Meski saat ini terpuruk, Anugerah menilai masih ada kemungkinan untuk sektor properti bangkit di tahun ini, khususnya pasca Lebaran dan jelang paruh kedua 2021. Apalagi menurutnya properti biasanya positif ketika suku bunga sedang rendah.

“Mungkin juga harus disertai pemulihan dari konsumsi masyarakat juga. Kalau dari segi valuasi banyak emiten sudah terdiskon banyak dari rnav nya. Tapi mungkin tunggu sentimen baik mungkin dapat diperhatikan dari data marketing sales or indeks harga properti ke depan,” tuturnya lagi.

Lebih lanjut, Anuegrah juga menyebut beberapa saham-saham properti & real estat yang kiranya masih layak dikoleksi investor, antara lain CTRA (target price consensus: 1340), SMRA (target price consensus: 1060), dan BSDE (target price consensus: 1470).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper