Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan mineral Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) optmistis kinerja pada 2021 bertumbuh seiring dengan peningkatan harga emas dan tembaga sebagai komoditas andalan perseroan.
Wakil Presiden Direktur Merdeka Copper Gold Simon Milroy menjelaskan perseroan sangat percaya diri adanya perbaikan pada 2021. Menurutnya, tingkat produksi MDKA cenderung menanjak sejak kuartal III/2021.
"Apalagi harga emas dan tembaga cenderung menguat pada 2021 sehingga kami percaya diri terhadap kinerja tahun ini," ujarnya saat paparan publik, Selasa (25/5/2021).
Simon menyampaikan mengingat ketidakpastian geopolitik, harga emas telah meningkat secara signifikan dalam jangka panjang dan banyak analis
memperkirakan tren ini akan berlanjut.
Meskipun gelombang baru kasus Covid-19 melonjak di beberapa negara yang dapat memperlambat pemulihan ekonomi global, target harga emas akan berada di sekitar US$2.144 per troy ounce, berdasarkan konsensus pasar untuk tahun 2021. Kini, harga emas spot berada di kisaran US$1.880 per troy ounce.
Baca Juga
Di sisi lain, harga tembaga telah berkinerja baik pada tahun ini dengan kenaikan 26,84 persen year to date (ytd) hingga US$9.829 per ton pada April 2021. Bahkan, harga tembaga sempat tembus level US$10.000 per ton.
Menurut Simon, sebagian besar analis melihat kecenderungan peningkatan jangka panjang pada tembaga karena pemulihan ekonomi di China setelah Covid-19 dan rencana infrastruktur administrasi Biden yang diprediksi akan meningkatkan sisi permintaan.
Selain itu, tembaga penting dalam sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti kendaraan listrik. Mobil listrik menggunakan 3-4 kali jumlah tembaga yang
digunakan dalam memproduksi kendaraan konvensional.
Pada 2021, MDKA menargetkan produksi di kisaran 100.000 hingga 120.000 ons emas dari tambang itu dengan All in Sustainable Cost (AISC) senilai US$825-US$900 per ons.
Selain itu, kinerja juga akan semakin didukung seiring dengan diselesaikannya tinjauan strategis tambang Tembaga Wetar. Produksi tembaga diperkirakan akan mencapai tingkat produksi yang konsisten pada kuartal II/2021.
MDKA menargetkan volume produksi tembaga di kisaran 14.000 ton hingga 17.000 ton dengan AISC senilai US$4.620 - US$5.720 per ton pada 2021.
Simon mengakui pada kuartal I/2021 kinerja perseroan belum positif. MDKA mencatatkan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$4,98 juta pada kuartal I/2021, berbanding terbalik dengan laba sebesar US$14,97 juta pada kuartal I/2020.
MDKA juga mencatatkan pendapatan sebesar US$46,54 juta pada kuartal I/2021. Perolehan itu turun 55,15 persen dari US$103,78 juta pendapatan pada kuartal I/2020.
Simon menjelaskan bahwa penurunan kinerja disebabkan oleh insiden rekahan di pelataran pelindian di tambang emas Tujuh Bukit yang mempengaruhi produksi perseroan. Namun, dia memperkirakan pendapatan konsolidasi, EBITDA, dan laba perseroan pada 2021 dapat meningkat ke depannya.
“Peningkatan kinerja seiring dengan operasi normal di tambang emas Tujuh Bukit yang diharapkan terjadi pada kuartal III/2021 bersamaan dengan tingkat produksi tembaga yang konsisten dari tambang tembaga Wetar,” ujarnya.
Saat ini, MDKA tengah dalam proses remediasi atau perbaikan heap leach pad di tambang emas Tujuh Bukit. Proses itu ditargetkan rampung pada akhir kuartal II/2021, sehingga operasional diharapkan kembali normal pada kuartal III/2021 dan mendongkrak kinerja perseroan.