Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah melemah pagi ini meskipun indeks dolar AS terpantau stagnan. Pelaku pasar tampak mengarahkan fokus ke Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang berakhir besok
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (24/5/2021), rupiah terdepresiasi 0,02 persen menjadi Rp14.357 per dolar AS pada pukul 09.22 WIB. Sejak awal tahun, mata uang garuda turun 2,19 persen.
Sementara itu, indeks dolar AS naik tipis 0,01 persen ke level 90.030 pada waktu bersamaan.
Di kawasan Asia Pasifik, rupiah turun bersama won Korea Selatan yang melemah 0,15 persen, peso Filipina turun 0,02 persen dan yuan China turun 0,06 persen.
Adapun, Bank Indonesia (BI) diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada level 3,5 persen. Keputusan ini akan diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 24-25 Mei 2021.
VP Economist Bank Permata Josua Pardede memperkirakan keputusan mempertahankan suku bunga pada bulan ini. Hal itu sejalan dengan pertimbangan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Sementara itu, menurutnya, dari sisi global, mulai terjadi tekanan yang tercermin dari transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang kembali mengalami defisit pada kuartal I/2021 sebesar US$997 juta atau setara dengan 0,4 persen dari PDB.
“Kembali defisitnya transaksi berjalan mengindikasikan risiko pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ke depan kembali meningkat, apalagi sejalan dengan kembalinya aktivitas ekonomi, impor cenderung bertumbuh,” katanya kepada Bisnis, Minggu (23/5/2021).