Bisnis.com, JAKARTA – Reksa dana berjenis indeks (index fund) diperkirakan mengalami kenaikan pada kuartal III/2021 walaupun mengalami penurunan dana kelolaan (asset under management/ AUM) pada April 2021.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan per bulan April 2021, dana kelolaan reksa dana jenis indeks saham menurun hingga 5,82 persen yaitu Rp9,39 triliun dari bulan Maret 2021 yang mencapai Rp9,97 triliun.
Penurunan dana kelolaan reksa dana tersebut juga berlaku untuk reksa dana terproteksi yang mendominasi investasi reksa dana dari Rp142,32 triliun menjadi Rp138,49 triliun yang turun 2,69 persen.
Begitu juga untuk jenis reksa dana efek global (global fund) yang mengalami penurunan dana kelolaan sebesar 4,84 persen, pada April 2021 yaitu Rp15,53 triliun dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak Rp16,32 triliun.
Walaupun secara keseluruhan dana kelolaan reksa dana dari bulan ke bulan meningkat sebesar 0,38 persen dengan total AUM sebanyak Rp568,02 triliun pada April 2021 dari sebelumnya Rp565,87 triliun.
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan dana kelolaan reksa dana indeks tersebut seiring dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga mengalami penurunan selama periode tersebut.
Baca Juga
Namun Wawan memperkirakan penurunan dana kelolaan tersebut akan berbalik meningkat seiring dengan perkiraan kebangkitan IHSG yang bisa mencapai 10 persen yang akan membawa IHSG ke level 6.600 pada kuartal III/2021. Hal ini dikarenakan adanya optimisme pemulihan ekonomi pada kuartal tersebut.
Sementara itu, untuk jenis obligasi, Wawan memperkirakan kenaikannya akan mencapai 6 hingga 7 persen mengingat penurunan obligasi sendiri tidak sedalam IHSG pada tahun ini.
“Kita sih berharapnya Indonesia akan mengalami recovery ekonomi tetapi kalau melihat tren yang ada, mungkin paling cepat di kuartal tiga atau kuartal empat lah seharusnya mulai terlihat,” ungkap Wawan saat dihubungi Bisnis, dikutip pada Minggu (23/5/2021).
Setelah resesi yang dialami Indonesia sejak pandemi Covid-19, Wawan berharap perekonomian Indonesia akan bangkit dan nantinya akan mendorong pergerakan IHSG dan juga mempengaruhi investasi reksa dana indeks.
Optimisme tersebut masih didorong oleh vaksinasi yang saat ini dijalankan oleh pemerintah serta basis ekonomi pada tahun lalu yang cukup rendah, sehingga Wawan berharap perekonomian bisa tumbuh positif dan kembali ke level sebelum pandemi.
Sementara itu, penurunan IHSG pada kuartal I/2021 menurut Wawan dikarenakan beberapa indikator yang meleset dari indikasi, seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih negatif.
Disusul dengan kekhawatiran jumlah penderita Covid-19 yang naik terutama membeludaknya kasus di India. Kemudian negara-negara tetangga melakukan lockdown serta pelarangan mudik di Tanah Air yang juga menjadi penyebab penurunan indeks.
Di sisi lain, untuk reksa dana efek global yang juga mengalami penurunan dana kelolaan, Wawan mengungkapkan AUM tersebut masih berpeluang menguat karena banyaknya saham teknologi yang diperdagangkan untuk reksa dana efek global tersebut.
“Kalau reksa dana aset global itu fokusnya ke saham-saham teknologi, dan beberapa saham teknologi masih bisa menguat di saat pandemi seperti ini,” ujar Wawan