Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia memutuskan membuka suspensi perdagangan saham PT Multipolar Tbk. (MLPL) pada Jumat (21/5/2021), setelah suspensi pada Kamis (20/5/2021.)
BEI juga membuka suspensi dua saham lainnya pada hari ini, yakni PT Lionmesh Prima Tbk. (LMSH) dan PT Indosterling Technomedia Tbk. (TECH). Namun, saham PT ICTSI Jasa Prima Tbk. (KARW), pada waktu yang sama mengalami penghentian sementara.
Sebelumnya, dalam surat pengumuman BEI Peng-SPT-00082/BEI.WAS/05-2021, Bursa menyebutkan sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham PT Multipolar Tbk. (MLPL), dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham MLPL.
"Penghentian sementara dilakukan pada perdagangan tanggal 20 Mei 2021," papar Bursa.
Penghentian sementara perdagangan saham MLPL dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham tersebut.
Saham emiten afiliasi Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) dan PT Multipolar Tbk. (MLPL), memang melanjutkan tren positif di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah periode libur Idulfitri 2021 berakhir.
Baca Juga
Berdasarkan data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (17/5/2021), saham MLPL memimpin daftar top gainers dengan kenaikan 24,8 persen ke level Rp282. MPPA juga masuk ke dalam daftar 10 besar saham dengan kenaikan harga tertinggi secara harian dengan melesat 8,2 persen ke level Rp925.
MLPL dan MPPA juga masuk ke dalam daftar saham paling aktif diperdagangkan sepanjang sesi perdagangan Senin (17/5/2020). Total nilai transaksi saham MLPL tercatat mencapai Rp248 miliar dalam sehari.
Catatan dua emiten Grup Lippo itu berbanding terbalik dengan laju indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terkapar ke zona merah dengan koreksi 1,76 persen sesi Senin (17/5/2021).
Indeks komposit terkoreksi 104,491 poin ke level 5.833,860. Saham MPPA mulai mendaki pada akhir Februari 2021 dan sempat menyentuh level harga intraday tertinggi Rp910 per saham pada 3 Mei 2021. Padahal, saham pengelola gerai Hypermart sempat terpuruk di level Rp86 pada akhir perdagangan 28 Januari 2021.
Kencangnya laju MPPA tak terlepas dari rumor masuknya investor strategis ke dalam perseroan. Teranyar, rumor masuknya Gojek ke dalam MPPA akhirnya dijawab oleh manajemen Multipolar yang merupakan pemegang saham pengendali Matahari Putra Prima.
Dalam keterbukaan informasi Selasa (11/4/2021), Direktur Multipolar Agus Arismunandar menuturkan 11,9 persen saham MPPA dilepas perseroan kepada PT Pradipa Darpa Bangsa, Panbridge Investment Ltd., dan Threadmore Capital Ltd. dalam transaksi yang dilaksanakan pada 6 April 2021.
Ditelisik lebih dalam, Pradipa Darpa Bangsa yang kini menggenggam 4,76 persen atau 358,53 juta saham atau MPPA itu memiliki benang merah dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Sebanyak 99,996 persen saham Pradipa Darpa Bangsa dimiliki oleh Gojek dan 0,004 persen digenggam oleh PT Dompet Karya Anak Bangsa alias Gopay.
Setelah transaksi itu, MLPL masih menggenggam 38 persen saham MPPA. Pernyataaan manajemen Multipolar sekaligus menjawab desas-desus masuknya Gojek yang membuat laju MPPA bergerak liar di pasar saham.
Belum habis bahan bakar dari masuknya Gojek, saham MLPL dan MPPA kembali mendapat katalis positf dari pengumuman resmi rencana merger Gojek dan PT Tokopedia pada Senin (17/5/2021). Keduanya membentuk perusahaan bernama GoTo.
Pada perdagangan Rabu (19/5/2021), saham MLPL bertengger di posisi Rp362 dengan kapitalisasi pasar Rp5,3 triliun. Saham MLPL sudah melesat 409,86 persen sepanjang 2021.
Selain MLPL, BEI juga melakukan suspensi dua saham pada Kamis (20/5/2021), yakni PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) dan PT Lionmesh Prima Tbk. (LMSH), dalam rangka cooling down.