Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup di Zona Merah, Tertekan BBRI dan TPIA

IHSG ditutup melemah 1,76 persen atau 104,49 poin ke level 5.833,86 setelah bergerak dalam kisaran 5.817,71-5.958,79.
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari pertama pascalibur Idulfitri, Senin (17/5/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,76 persen atau 104,49 poin ke level 5.833,86 setelah bergerak dalam kisaran 5.817,71-5.958,79.

Sebanyak 113 saham menguat, 414 saham melemah, dan 195 saham lainnya stagnan. Total volume transaksi di lantai bursa hari ini mencapai 18,56 miliar saham, dengan nilai mencapai Rp12,01 triliun.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan utama pelemahan IHSG hari ini setelah ditutup melemah 2,26 persen ke level Rp3.900 per saham.

Pelemahan BBRI disusul oleh PT Chandra Asri Petrichemical Tbk (TPIA) yang melemah 5,73 persen ke Rp8.225 per saham.

Chief Economist Tanamduit Ferry Latuhihin menyebutkan tekanan yang kini ada adalah hal yang wajar dan bersifat sementara lantaran merebaknya kasus Covid-19 dan disusul kebijakan Singapura untuk kembali melakukan lockdown.

“Saat ini market kita masih tertekan itu, sangat wajar. Sangat rasional, karena masih dibayangi Covid-19 yang sangat mengerikan, bukan cuma kecil jumlahnya terdampak di India,” ujar Ferry dalam acara Market Outlook yang dilakukan secara virtual, Senin (17/5/2021).

Sementara itu di Indonesia juga dibayangi momen lebaran yang memicu mudik lebaran yang dilakukan oleh masyarakat. Setelah itu, saat salat Idulfitri di masjid yang menyebabkan kerumunan yang dikhawatirkan akan memperluas infeksi virus Covid-19.

Sentimen tersebut menurut Ferry menjadi penyebab pelemahan pasar, tetapi dia melanjutkan bahwa pelemahan itu bersifat sementara. Selanjutnya yang menjadi kekhawatiran dan pertanyaan adalah apakah Indonesia juga akan melakukan lockdown untuk mengatasi Covid-19.

Menurut Ferry kebijakan lockdown sangat berpengaruh terhadap perekonomian dan juga aktivitas pasar sehingga kebijakan tersebut diberlakukan akan berdampak secara fundamental bagi perekonomian.

Namun Ferry berpendapat bahwa pemerintah Indonesia sendiri tidak akan melakukan lockdown. Menurutnya kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini masih bisa diatasi pemerintah, karena masih banyak masyarakat yang patuh menjalankan protokol kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper