Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berhasil bergerak di zona hijau pada perdagangan Jumat (14/5/2021) kendati dibayangi sentimen negatif dari data ketenagakerjaan dan inflasi AS.
Berdasarkan data Bloomberg hingga pukul 13.26 WIB, harga emas berjangka untuk kontrak Juni 2021 di bursa Comex bergerak menguat 0,19 persen atau 3,4 poin ke level US$1.827,4 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas di pasar spot dalam perdagangan yang sama bergerak naik tipis 0,07 persen atau 1,31 poin ke level US$1.823,03 per troy ounce.
Sepanjang tahun berjalan 2021, harga emas terkoreksi 3,95 persen.
Analis Monex Investindo Futures dalam publikasi riset terbarunya mengatakan bahwa harga emas sesungguhnya terbebani oleh pasar yang optimistis rilis data ketenagakerjaan atau Non Farm Payroll (NFP) AS berpeluang lebih baik daripada ekspektasi.
Tidak hanya itu, inflasi AS yang berhasil naik 0,8 persen pada April 2021 dari bulan sebelumnya juga menjadi katalis negatif emas lantaran menguatkan dolar AS.
Namun, kekhawatiran pasar terkait tingginya kasus Covid-19 di sejumlah negara berpotensi membatasi penurunan harga emas. Penyebaran Covid-19 itu membebani ekspektasi pasar terhadap pemulihan ekonomi dunia yang diharapkan terjadi mulai tahun ini.
Dengan demikian, pasar kembali melirik emas sebagai aset safe haven.
“Harga emas berpotensi dibeli menargetkan level resisten US$1.838 per troy ounce, selama harga tidak mampu menembus level support di kisaran US$1.814 per troy ounce,” tulis Monex Investindo Futures dikutip dari risetnya, Jumat (14/5/2021).
Namun, jika harga emas mampu menembus level support itu, Monex menilai harga emas berpeluang dijual menargetkan level support selanjutnya US$1.811 per troy ounce.