Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS anjlok mendekati level terendah lebih dari dua bulan terhadap sejumlah mata uang utama pada hari Senin (10/5/2021), karena investor terus menilai implikasi kebijakan moneter dari laporan ketenagakerjaan AS yang mengecewakan.
Investor juga menanti rilis data inflasi AS di minggu ini. AS hanya mencatatkan lebih dari seperempat pekerjaan yang telah diramalkan ekonom bulan lalu dan tingkat pengangguran secara tak terduga berdetak lebih tinggi, mengalirkan 'air dingin' pada spekulasi pemulihan pandemi dapat memicu inflasi yang lebih cepat yang diantisipasi Federal Reserve.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama berada di level 90,178, setelah turun ke level 90,128 untuk pertama kalinya sejak 26 Februari.
Sementara itu, poundsterling Inggris menguat 0,3 persen menjadi US$1,4036 untuk pertama kalinya sejak 25 Februari, meskipun pemimpin Skotlandia mengatakan referendum lain tentang kemerdekaan tidak bisa dihindari setelah kemenangan gemilang partainya dalam pemilu.
"Tren turun berombak dolar AS dapat berlanjut minggu ini," ahli strategi Commonwealth Bank of Australia Kim Mundy menulis dalam catatan kliennya, dikutip dari Channel News Asia dan Reuters. Dia memprediksi nilai tukar dolar AS dapat berada di atas US$1,22 untuk euro.
"Pemulihan lambat yang tidak terduga di pasar tenaga kerja AS memperkuat pendekatan sabar FOMC terhadap kebijakan moneter, sementara membaiknya prospek ekonomi global adalah beban jangka menengah pada USD," tambahnya.
Baca Juga
Euro naik 0,1 persen menjadi US$1,2172, sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 26 Februari di US$1,2177.
Dolar AS sedikit berubah pada 108,57 yen, tidak jauh dari level terendah sejak 27 April. Dolar Aussie juga naik 0,1 persen menjadi US$0,78535, dekat dengan level tertinggi lebih dari dua bulan hari Jumat di 0,7863.
Sementara itu cryptocurrency, Ether berada pada level US$3.918,78 setelah mencapai rekor US$ 3.985 pada hari Minggu. Token digital terbesar kedua telah menguat 41 persen selama bulan ini. Rivalnya Bitcoiun stagnan di level US$58.000, terkonsolidasi setelah turun ke kisaran US$47.004,20 pada 25 April lalu, setelah cetak rekor US$64.895,22 pada pertengahan bulan lalu.
Mata uang virtual terbesar keempat di dunia Dogecoin turun US$0,56 setelah kehilangan lebih dari sepertiga harganya pada Minggu kemarin, ketika Elon Musk mengatakan bahwa token tersebut memicu keributan. Musk mengungkapkan hal ini dalam acara Saturday Night Live.
"Musk mungkin senang melempar lelucon tentang apa itu meme [koin], tetapi investor mungkin merasakan sakit yang nyata sekarang," kata Justin d'Anethan, Kepala Penjualan Bursa di Diginex yang berbasis di Hong Kong.