Bisnis.com, JAKARTA - PT Zebra Nusantara Tbk. (ZBRA), perusahaan yang diakuisisi Rudy Tanoesoedibjo melalui PT Trinity Healthcare (THC), akan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (7/5/2021).
Agenda RUPSLB itu ialah meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. ZBRA pun nantinya akan mencaplok saham PT Dos Ni Roha (DNR) atau DNR Corporation.
Dalam rights issue atau PMHETD II itu, PT Trinity Healthcare (THC), PT European Hospital Development (EHD), PT Jadegreen Equities (JGE), dan PT Holistic Ventures (HV) akan mengambil bagian atas saham baru Zebra. Sebelumnya, THC, EHD, JGE, dan HV merupakan pemegang saham PT Dos Ni Roha (DNR).
ZBRA akan melakukan rights issue dengan melepas 3,42 miliar saham baru dengan asumsi harga pelaksanaan Rp406 per saham,. Oleh karena itu, ZBRA akan mengantongi dana sekitar Rp1,39 triliun.
Sejumlah 77,7 persen dana dari rights issue digunakan untuk mengakuisisi 99 persen saham DNR Corporation senilai Rp1,08 triliun.
"Perseroan akan melakukan perubahan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha utama setelah mengambil alih DNR," papar manajemen ZBRA dalam keterbukaan informasi.
Baca Juga
DNR adalah perusahaan distributor yang sejak berdiri bergerak dibidang distribusi farmasi obat-obatan tahun 1963. Namun sejalan dengan perkembangan dunia usaha, DNR melakukan ekspansi distribusi dibidang consumer product sejak 1 dekade terakhir.
Adapun produk yang saat ini didistribusikan antara lain:
1. Pharmaceutical
a. Principal B. Braun (infus cairan dasar, jaurm suntik, obat-obatan lain)
b. Principal Bayer (redoxon, tonikum)
c. Principal Johnson & johnson (milanta, kombantrin)
2. Consumer product
a. Principal Wyeth (susu formula bayi s26, procal, promil)
b. Principal Loreal (pewarna rambut, kosmetik, parfum)
Selanjutnya DNR mengembangkan anak perusahaan dalam bidang distribusi online berupa bahan pokok maupun principal lain yang didistribusikan offline oleh DNR.
Selain itu, DNR juga bekerja sama dengan bulog untuk mengembangkan distribusi panganan yang tidak hanya berupa beras tetapi kebutuhan bahan pokok lainnya, termasuk yang paling terakhir adalah distribusi daging.
Anak perusahaan lainnya yang dikembangkan DNR adalah perusahaan IT dimana perusahaan ini merupakan support atas warehouse management system maupun pengembang atas IT di perusahaan lain.
Setelah HMETD dan penyerahan saham DNR, ekuitas ZBRA berbalik positif menjadi Rp1,37 triliun, dari sebelumnya defisiensi modal atau ekuitas negatif Rp10,53 miliar.
Dengan asumsi pemegang saham tidak menggunakan haknya dalam HMETD, maka akan terdilusi maksimal 16,87 persen. Porsi saham masyarakat di ZBRA pun menjadi 4,29 persen atau di bawah batas free float 7,5 persen.