Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Microsoft Melemah, Gara-Gara Bill Gates dan Melinda Cerai?

Saham Microsoft ditutup melemah 1,62 persen atau 4,07 poin ke level US$247,79 di bursa saham Amerika Serikat.
Bill Gates/Istimewa
Bill Gates/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Saham perusahaan teknologi Microsoft Inc. berakhir melemah pada perdagangan Selasa (4/5/2021), sehari setelah Bill Gates mengumumkan perceraian dengan istrinya, Melinda Gates.

Berdasarkan data Bloomberg, saham Microsoft ditutup melemah 1,62 persen atau 4,07 poin ke level US$247,79 di bursa Amerika Serikat. Kapitalisasi pasar saham dengan ticker MSFT tersebut mencapai US$1,87 triliun.

Sebelumnya pendiri Microsoft, Bill Gates, menguncang dunia setelah mengumumkan perceraian dengan Istrinya, Melinda Gates, setelah 27 tahun menikah pada Senin (3/5/2021).

"Setelah banyak pemikiran dan banyak pekerjaan pada hubungan kami, kami telah membuat keputusan untuk mengakhiri pernikahan kami," kata keduanya dalam sebuah pernyataan yang diposting di Twitter.

Berkaca paka peristiwa serupa yang menerpa pendiri Amazon, Jeff Bezos, perceraian dengan MacKenzie sempat membuat saham Amazon melemah. Investor berbondong melepas saham Amazon.

Saham Amazon melemah 0,5 persen usai keduanya mengumumkan perceraian pada 10 januari 2019. Yang menjadi perhatian investor saat itu adalah pembagian harta gono-gini, termasuk sebagian saham Amazon yang mereka pegang saat itu.

Di sisi lain, pelemahan saham Microsoft sejalan dengan saham-saham teknologi besar di Wall Street yang juga melemah dan menekan indeks Nasdaq 100

Saham Tesla ditutup melemah 1,65 persen, Amazon terkoreksi 2,2 persen, dan Apple merosot 3,54 persen. Adapun saham induk Google, Alphabet Inc., ditutup melemah 1,71 persen.

Pelemahan saham-saham big tech ini menysul pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen bahwa suku bunga acuan mungkin perlu naik secara moderat untuk menjaga ekonomi dari overheating.

Komentar tersebut sudah cukup untuk mengguncang Wall Street setelah kenaikan pasar terbaru memicu spekulasi terjadinya Bubble. Hal ini okarena S&P 500 telah menguat lebih dari 10 persen tahun ini dan valuasi telah mencapai level yang tertinggi dua dekade lalu.

“Mengingat di mana valuasi berada, mengingat di mana optimisme, mengingat seberapa cepat dan jauhnya kemajuan kita, rasanya pasar akan mengalami sedikit koreksi,” kata presiden GuideStone Capital Management David Spika, seperti dikutip Bloomberg.

“Ada banyak kabar baik di luar sana, tapi rasanya semua itu telah diperkirakan,” lanjutnya.

Selain itu, anjloknya saham emiten teknologi menyusul kekhawatiran bahwa inflasi akan menyulitkan keuntungan di masa depan untuk memenuhi valuasi yang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper