Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Semen Kuartal I/2021 Belum Kuat, Mirae Turunkan Rekomendasi Saham INTP

Walaupun menurunkan rekomendasi untuk saham INTP, Mirae tetap memperkirakan pemulihan sektor semen bakal terjadi terlebih pada semester II/2021.
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement
Proses pemuatan kontainer berisi semen merk tiga roda./indocement

Bisnis.com, JAKARTA - Mirae Asset Sekuritas menilai pelemahan penjualan semen pada kuartal I/2021 lebih disebabkan oleh faktor musiman. Biasanya, musim hujan di awal tahun menjadi kendala bagi sejumlah proyek infrastruktur dan properti.

Analisis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin menilai laba bersih emiten semen yang lebih rendah secara kuartalan pada kuartal pertama tahun ini disebabkan oleh faktor permintan yang lemah.

“Permintaan semen biasanya menguat pada semester kedua ketimbang semester pertama setiap tahun. Ditambah lagi, marjin laba juga biasanya lebih baik pada semester kedua,” tulis Mimi dalam riset harian, dikutip Senin (3/5/2021).

Kinerja yang masih lemah pada tiga bulan pertama tahun ini membuat Mimi merevisi turun rekomendasi salah satu saham emiten semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) menjadi trading buy dengan target harga yang lebih rendah Rp14.600.

Pada penutupan perdagangan Senin (3/5/2021), saham INTP turun 2,33 persen atau 300 poin menjadi Rp12.550 per dolar AS. Kapitalisasi pasarnya sebesar Rp46,2 triliun dengan valuasi PER 32,88 kali.

Walaupun menurunkan rekomendasi untuk INTP, Mimi tetap memperkirakan pemulihan sektor semen bakal terjadi terlebih pada semester II/2021.

Untuk INTP, Mimi memperkirakan tota penjualan semen dengan merek Tiga Roda itu bisa mencapai 18,2 juta ton atau relatif lebih tinggi dari tahun lalu 17,1 juta ton. Kenaikan total penjualan semen disebut seiring dengan anggaran infrastruktur yang lebih tinggi dan aktivitas perekonomian yang perlahan kembali.

Kendati demikian, beberapa sentimen yang masih membayangi prospek penjualan semen tahun ini berasal dari permintaan semen yang tidak setinggi yang diperkirakan, kenaikan biaya operasional karena kenaikan harga bahan bakar, hingga posisi kelebihan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper