Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Tak Mampu Parkir di 6.000, Asing Borong Saham TBIG, Lego BBRI

IHSG ditutup melemah 0,29 persen atau 17,34 poin ke level 5.995,62. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.985,02-6.033,9.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak mampu mengakhiri perdagangan pekan ini di atas level 6.000 setelah ditutup melemah pada Jumat (30/4/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,29 persen atau 17,34 poin ke level 5.995,62. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.985,02-6.033,9.

Sebanyak 197 saham menguat, 276 saham melemah, dan 168 saham lainnya stagnan.

Volume perdagangan hari ini mencapai 17,64 miliar saham dengan nilai mencapai Rp9,23 triliun. Investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau net buy senilai Rp145,76 miliar.

Investor asing paling banyak memburu saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dengan total net buy mencapai Rp8,72 miliar. Saham TBIG pun ditutu pmenguat 1,82 persen ke Rp2.790.

Menyusul di belakang TBIG, investor asing juga memburu saham PT Astra International Tbk (ASII) dengan net buy Rp77,4 miliar. Saham ASII ditutup menguat 1,38 persen ke Rp5.500 per saham.

Di sisi lain, investor asing ramai-ramai menjual saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dengan total net sell Rp61,9 miliar, disusul PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan net sell Rp55,6 miliar.

Sejalan dengan IHSG, bursa Asia juga ditutup melemah. Indeks Topix dan Nikkei 225 masing-masing melemah 0,83 persen dan 0,57 persen. Sementara itu, indeks Shanghai Composite melemah 0,81 persen dan Hang Seng terkoreksi 1,89 persen.

Bursa Asia melemah menyusul karena tindakan keras lembaga antimonopoli China membebani emiten teknologi. Regulator China memberlakukan batasan pada divisi keuangan 13 perusahaan, termasuk Tencent Holdings Ltd. dan ByteDance Ltd.

Selain itu, survei indeks manajer pembelian China juga mendinginkan selera risiko, setelah menunjukkan ekspansi yang lebih lambat dari perkiraan. AS sebelumnya melaporkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 6,4 persen pada kuartal pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper