Bisnis.com, JAKARTA – Setelah masuk holding BUMN, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) mengkaji adanya rencana rights issue dan membuka potensi initial public offering (IPO) anak usahanya.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menjelaskan perseroan tengah mengkaji rencana aksi korporasi pada tahun ini, 2021. Emiten bersandi KAEF ini mengkaji rencana rights issue atau penawaran modal baru melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
"Rencana korporasi di 2021 adalah kami sedang proses kajian bersama rencana rights issue termasuk unlock value dari subsidiary atau anak usaha [IPO]. Kami memiliki potensi Kimia Farma Ritel, maupun Laboratorium klinik dan klinik kesehatan," jelasnya, saat Public Expose, Rabu (28/4/2021).
Dia menerangkan setelah kajian terbentuk, perseroan akan menyampaikan hasilnya kepada pemegang saham pengendali yang memegang saham seri A dan seri B yakni PT Bio Farma (Persero).
Saham emiten bersandi KAEF ini dipegang 90,025 persen oleh PT Bio Farma (Persero) sebagai pemegang saham Seri A Dwiwarna yang dialihkan oleh pemerintah dan 9,975 persen dipegang publik.
Adapun, anak usaha yang bergerak di bidang ritel ada PT Kimia Farma Apotek (KFA) yang 99,99 persen dipegang oleh perseroan cucu usahanya PT Kimia Farma Lab Klinik yang dipegang sahamnya 99 persen oleh KFA.
Baca Juga
Perseroan sangat optimistis menghadapi 2021. Namun demikian, adanya pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan yang harus dihadapi di tahun 2021 ini.
Perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk dapat meraih kinerja yang lebih baik lagi di tahun 2021.
Fokus utama Perseroan tahun 2021 menjadi momentum pertumbuhan Perseroan dengan tata kelola yang baik yang didukung oleh 4 pilar portofolio Perseroan yaitu National Leader Manufacture, Excellent Distribution, Leading Pharmacy Retail dan Best Service Clinic & Clinical Laboratory.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Perseroan berupaya untuk menciptakan efisiensi dan meningkatkan produktivitas dengan menjalankan digitalisasi, pengadaan yang terpusat, layanan kesehatan yang terintegrasi dan optimalisasi fasilitas produksi.
Sebagai fondasi untuk mewujudkan tujuan tersebut, Perseroan akan bertumpu pada empat pilar, yaitu riset dan pengembangan, otomatisasi dan teknologi, sumber daya manusia dan tata kelola perusahaan yang baik.