Bisnis.com, PALEMBANG – PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. optimistis proyek sejumlah ruas Tol Trans Sumatera akan mendongkrak konsumsi semen dan mendorong kinerja perseroan.
Direktur Utama Semen Baturaja Jobi Triananda Hasjim mengatakan perusahaan mendorong upaya peningkatan pendapatan melalui penjualan white clay.
“Hasilnya perseroan mampu menekan harga pokok secara signifikan dan juga memaksimalkan pendapatan dengan capaian Rp1,72 triliun,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (27/4/2021).
Menurut dia, perseroan harus menghadapi sejumlah tantangan di industri semen pada tahun lalu.
Merujuk data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), volume penjualan semen domestik sepanjang 2020 tercatat sebesar 62,5 juta ton. Realisasi tersebut menurun 10,7% (yoy) dan merupakan pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.
‘’Banyak proyek pemerintah yang ditunda karena pandemi Covid-19. Meskipun masih ada proyek yang telah berjalan seperti proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra di Sumsel,” katanya.
Baca Juga
Sejumlah proyek yang berjalan antara lain jalan tol Indralaya – Prabumulih, tol Muara Enim – Lubuklinggau – Bengkulu. Dia menilai proyek tersebut mampu membawa pengaruh untuk konsumsi semen di wilayah Sumatra.
Jobi menambahkan emiten pelat merah berkode SMBR itu juga telah meningkatkan EBITDA menjadi Rp416,4 miliar, atau meningkat 2% dibanding tahun 2019.
Selain itu, kata dia, perseroan berhasil membukukan cash from operation (CFO) Rp393 miliar pada akhir tahun 2020 dan mampu mencatatkan EBITDA margin sebesar 24%, meningkat dibanding pencapaian tahun 2019 sebesar 20%.
“Kami melakukan pengelolaan arus kas secara disiplin dan penetapan prioritas belanja modal sehingga meraih capaian tersebut,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya juga menjaga kinerja dengan berbagai inisiatif strategis, yaitu efisiensi biaya produksi dan biaya usaha, perbaikan sistem distribusi dan penataan distributor.
“Sebagai BUMN, kami punya tanggung jawab untuk memaksimalkan pendapatan di tengah pandemi Covid-19,” katanya.
Jobi melanjutkan perseroan pun optimistis kinerja tahun ini lebih baik seiring adanya upaya akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Upaya tersebut juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur yang menjadi sektor utama penyerap semen.
Apalagi, kata dia, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memproyeksikan tahun 2021 konsumsi semen dalam negeri akan meningkat sekitar 7 persen-8 persen.
Begitu pula dengan ekspor clinker dan semen diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 10 persen. Hal ini terutama dikarenakan adanya peningkatan APBN 2021 untuk infrastruktur sebesar 47,3% menjadi Rp414 triliun dan pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan akan meningkat 4 persen-5 persen.