Bisnis.com, JAKARTA – Lelang surat berharga syariah negara atau sukuk negara, Selasa (20/4/2021), menghasilkan penawaran masuk senilai Rp17,9 triliun.
Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), total penawaran yang masuk senilai Rp17,9 triliun untuk enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS). Jumlah tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan hasil penawaran pada lelang sebelumnya sebanyak Rp14,55 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli mengatakan total penawaran masuk pada lelang kali ini tercatat sebesar oversubscribed 1,79 kali. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan lelang SBSN 2 pekan lalu yang oversubscribed 1,46 kali.
"Seri PBS027 menjadi seri dengan total penawaran masuk terbesar yakni Rp5,83tn atau mencakup 32,56 persen dari seluruh penawaran masuk," katanya saat dihubungi, Selasa (20/4/2021).
Ia mengatakan, seri PBS027 juga menjadi seri yang paling banyak dimenangkan pemerintah dengan nominal terbesar yakni senilai Rp3,75 triliun atau mencakup 50,92 persen dari total dana dimenangkan pemerintah. Sementara itu, pemerintah memenangkan seluruh penawaran yang masuk pada seri SPN-S.
Lili memaparkan, dari tingkat imbal hasil rata-rata tertimbang, peserta lelang cenderung meminta yield yang lebih tinggi dari imbal hasil wajar. Hal tersebut terlihat dari seluruh seri PBS yang dimenangkan mencatatkan spread yield positif dalam rentang +1,29 basis poin hingga +7,17 basis poin.
Baca Juga
Lebih lanjut, ia menuturkan, tingginya yield yang diminta diperkirakan juga menjadi penyebab tidak dimenangkannya seri PBS029.
“Hal tersebut juga menjadi penyebab rendahnya nominal dimenangkan pada seri PBS017 dan PBS004 yakni di bawah Rp500 miliar,” pungkasnya.