Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Tbk. sedang menjajaki pinjaman sindikasi perbankan dengan nilai mencapai US$400 juta atau sekitar Rp5,8 triliun dengan asumsi kurs Rp14.500.
Chief Financial Officer Adaro Energy Lie Luckman mengatakan bahwa perseroan melalui anak usahanya PT Adaro Indonesia memiliki pinjaman yang akan jatuh tempo pada pertengahan 2021 mendatang senilai US$400 juta.
“Untuk hal itu, kami mencoba menjajaki [pinjaman] ke beberapa bank untuk bisa refinancing untuk pinjaman tersebut untuk lima tahun ke depan,” ujar Luckman kepada media, Senin (19/4/2021).
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir mengaku bahwa respons perbankan terhadap rencana pinjaman tersebut cukup baik.
Kendati demikian, emiten berkode saham ADRO itu tidak menjelaskan secara rinci perbankan apa saja yang sedang dijajaki.
“Yang partisipasi banyak. Oversubscribe malah, tapi alhamdulillah nih. Konsorsiumnya, cukup banyak lah,” ujar Garibaldi.
Di sisi lain, Fitch ratings mempertahankan peringkat BBB- dengan outlook stabil untuk PT Adaro Indonesia (AI).
Outlook Stabil mencerminkan ekspektasi Fitch Ratings bahwa profil kredit ADRO akan tetap utuh dalam jangka menengah, berdasarkan asumsi harga komoditas global Fitch saat ini.
Fitch mengekspektasikan ADRO dapat mempertahankan leverage minimal di bawah 1x selama jangka menengah dengan profil arus kas bebas yang positif bahkan tanpa mempertimbangkan fleksibilitas belanja modal ADRO.