Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Rupiah Melemah ke Rp14.646

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.646 per dolar AS, melemah 13 poin atau 0,08 persen dari posisi Rabu (15/4/2021) Rp14.633 per dolar AS.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah berada di posisi Rp14.646 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Kamis (15/4/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.646 per dolar AS, melemah 13 poin atau 0,08 persen dari posisi Rabu (15/4/2021) Rp14.633 per dolar AS.

Di sisi lain, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah juga ditutup melemah 12 poin ke level Rp14.615 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS juga terkoreksi 0,09 persen ke level 91,6110.

Berdasarkan Bloomberg, pada Rabu (14/4/2021) kemarin, rupiah ditutup menguat tipis 0,02 persen atau 2,5 poin ke level Rp14.602 per dolar AS. Sejak awal tahun, rupiah terdepresiasi 3,94 persen.

Sebelumnya, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi terkoreksi pada hari ini.

“Nilai rupiah masih dapat terkoreksi dengan perkiraan pergerakan pada dalam rentang Rp14.590-Rp14.635,” kata Ibrahim dikutip dari laporannya, Kamis (15/4/2021).

Ibrahim menjelaskan dolar AS terkoreksi setelah rilis indeks harga konsumen (IHK) di AS tidak memicu kekhawatiran mengenai kenaikan inflasi dan pengetatan bank sentral walau naik lebih tinggi dari perkiraan.

Adapun, indeks harga konsumen inti (Core Consumer Price Index/CPI) AS dirilis naik 0,3 persen secara bulanan (MoM) pada Maret. Sementara, IHK di AS tumbuh 0,6 persen MoM. IHK yang merupakan parameter inflasi itu tumbuh dalam laju tertinggi dalam periode delapan setengah bulan terakhir.

“Pejabat Bank Sentral AS mengatakan ekonomi AS dapat berkembang sebesar 5 persen hingga 6 persen pada 2021 didorong oleh program vaksinasi dan bantuan fiskal yang solid. Tetapi Federal Reserve belum akan menarik dananya [dari pasar],” tulis Ibrahim.

Sementara itu, pelaku pasar juga akan mencermati rilis data perdagangan di China yang mencakup data ekspor, impor, dan neraca perdagangan.

Dari dalam negeri, peningkatan zona merah keterpaparan Covid-19 menjadi 11 zona juga tak luput dari perhatian investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper