Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PER-nya Kini Satu Digit, Simak Rekomendasi Saham Gudang Garam (GGRM)

Beban produksi yang cenderung meningkat menjadi tantangan utama Gudang Garam.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi (kiri) dan Direktur PT Gudang Garam Tbk. Istata T. Siddharta menandatangani nota kesepahaman rencana kerja sama pengusahaan Bandara Dhoho Kediri di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi (kiri) dan Direktur PT Gudang Garam Tbk. Istata T. Siddharta menandatangani nota kesepahaman rencana kerja sama pengusahaan Bandara Dhoho Kediri di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) diperkirakan masih akan menghadapi tantangan dari beban pokok penjualan yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja, dan besaran cukai rokok yang harus dibayarkan.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan pendapatan bersih perseroan masih mengalami peningkatan pada 2020, tetapi peningkatan kurang dari 4 persen tersebut belum terlalu signifikan.

Sumber pendapatan yang masih ditopang oleh produk sigaret kretek mesin (SKM) tidak mampu menjadi mendongkrak kinerja secara signifikan di tengah pandemi Covid-19 yang tadinya diperkirakan akan meningkatkan konsumsi rokok masyarakat.

"Ternyata setelah dilihat dari kondisi yang ada baik pada GGRM dan HMSP ternyata kondisinya sama, pandemi tidak serta merta meningkatkan orang untuk konsumsi rokok," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (31/3/2021).

Menurutnya, pendapatan yang naik tidak signifikan, tidak diiringi dengan beban produksi yang berkurang bahkan cenderung meningkat menjadi tantangan utama dalam emiten produsen rokok dengan brand Gudang Garam tersebut.

Tingginya beban produksi ditambah lagi imbas dari pembayaran cukai meski belum naik, tetapi imbas kenaikan sebelumnya cukup terasa. Hal ini membuat laba bersih mengalami penurunan.

Reza memproyeksikan tantangan pada kinerja 2021 masih akan saham. Dengan asumsi cukai rokok tidak naik, perseroan tetap dihadapkan masalah yang sama yakni menanggung beban cukai rokok.

"Kemudian dari beban produksi itu masih akan ada, kecuali dia lihat kinerja 2020 mengalami penurunan, dengan pendapatan yang naik sedikit. Mungkin manajemen berpikir masih ada potensi meningkatkan pendapatan, tetapi beban pokok penjualan meningkat, kaitannya penggunaan bahan baku dan tarif cukai," katanya.

Menurutnya, efisiensi perlu dilakukan perseroan terkait bahan baku maupun tenaga kerja. Perseroan mesti benar-benar menyesuaikan suplai dengan permintaan yang ada.

"Kalau sisi pendapatan bisa dilihat effort yang ada saat ini peningkatan pendapatan hanya 3-4 persen tak signifikan, sehingga perlu minimize beban tersebut, kaitan dengan pembelian bahan baku, upah, dan cukai," urainya.

Dari sisi harga saham, emiten rokok ini masih cenderung berat. Sentimen positif mungkin datang dari rilis laporan keuangan kuartal I/2021, jika terlihat ada upaya manajemen melakukan efisiensi dari pengurangan pembelian bahan baku yang menyesuaikan dengan permintaan.

"Untuk saat ini rekomendasinya dari harga sahamnya cenderung trennya turun dan agak sulit juga melihat mengalami rebound atau kenaikan kalau tidak ada katalis positif," katanya.

Pihaknya merekomendasikan hold atau tahan untuk saham GGRM dengan target price (TP) di level Rp38.000. Di sisi lain, jika penurunan harga sahamnya terus terjadi rekomendasi cut loss di posisi Rp35.000.

Pada penutupan perdagangan Kamis (1/4/2021), saham GGRM naik 150 poin atau 0,41 persen menjadi Rp36.325. Valuasi price to earning ratio (PER) 9,14 kali, dengan kapitalisasi pasar Rp69,89 triliun. Sepanjang 2021, harga saham GGRM turun 11,4 persen.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper