Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Tergerus Aturan Cukai Baru, Ini Analisis Saham Gudang Garam (GGRM)!

Analis Mirae Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengungkapkan kinerja kuartal IV/2020 dari Gudang Garam cukup baik dengan membukukan laba bersih Rp2 triliun naik 9,5 persen secara kuartalan tetapi turun 45 persen secara tahunan.
Pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur/Antara-Arief Priyono
Pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur/Antara-Arief Priyono

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja emiten produsen rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang tertekan pada laba bersihnya pada 2020 disebut sebagai dampak dari peningkatan pajak cukai yang tinggi. Pada 2021, perseroan pun masih akan menghadapi tantangan yang sama.

Analis Mirae Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengungkapkan kinerja kuartal IV/2020 dari Gudang Garam cukup baik dengan membukukan laba bersih Rp2 triliun naik 9,5 persen secara kuartalan tetapi turun 45 persen secara tahunan.

"Secara kumulatif, laba bersih tahun penuh 2020 tercatat sebesar Rp7,6 triliun, turun 29,7 persen secara tahunan, di bawah estimasi setahun penuh kami dan konsensus pada run-rate 95 persen. Kami yakini penurunan disebabkan oleh erosi margin sebagai hasil dari pertumbuhan pajak cukai yang tinggi," jelasnya dalam riset, Rabu (31/3/2021).

Lebih lanjut, margin pada tingkat laba kotor lebih rendah 10,3 persen secara tahunan. Kontribusi kuartal IV/2020 mencapai 14,2 persen lebih rendah dibandingkan dengan kuartal IV/2019 yang mencapai 24,5 persen.

Meskipun belanja operasional berhasil dikurangi sebesar 8,3 persen secara tahunan pada kuartal IV/2020. Operating profit margin (OPM) perusahaan masih turun dari 9,1 persen menjadi 7,6 persen pada kuartal IV/2020, sementara pada kuartal IV/2019 posisinya bisa mencapai 16,7 persen.

GGRM juga membukukan kerugian valas yang lebih tinggi pada kuartal IV/2020 sebesar Rp36,9 miliar, sementara kerugian valas sebesar Rp13,2 miliar pada kuartal IV/2019 dan kerugian valas sebesar Rp4,7 miliar pada kuartal III/2020.

Untuk lini teratas, GGRM membukukan pendapatan Rp31,1 triliun pada kuartal IV/2020, tumbuh 8 persen secara tahunan dan 4,6 persen secara kuartalan.

Secara kumulatif, pendapatan tahun penuh 2020 mencapai Rp114,4 triliun, meningkat 3,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Hal ini sejalan dengan perkiraan setahun penuh kami dan konsensus atau mencapai 100 persen dari perkiraan kami dan 102 persen dari konsensus," ujarnya.

Christine masih berpendapat bahwa margin tahun penuh pada 2021 akan tetap dalam tren menurun karena perseroan belum sepenuhnya meloloskan kenaikan cukai tahun 2020. Di sisi lain, perseroan juga menghadapi kenaikan pajak cukai yang signifikan untuk produk SKM tahun ini.

"Kami akan meninjau kembali perkiraan dan asumsi kami di GGRM. Peringkat terakhir yang kami rekomendasikan untuk GGRM adalah hold atau tahan dengan TP Rp43.000," urainya.

Adapun, harga saham GGRM tercatat turun 1,36 persen atau 500 poin ke level 36.175 pada penutupan perdagangan Rabu (31/3/2021). Sementara itu, kapitalisasi pasar perseroan mencapai Rp69,6 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper