Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia meracik underlying asset reksa dana berbasis obligasi dengan strategi tactical overweight pada kondisi pasar dibayang-bayangi kenaikan imbal hasil Treasury AS.
Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula menilai imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun yang berada di atas level 6,5 persen merupakan titik masuk yang menarik.
“[Hal itu] mengingat inflasi rendah, suku bunga riil [Indonesia] salah satu tertinggi di dunia, likuiditas domestik yang melimpah dan potensi meningkatnya arus dana asing mengingat kepemilikannya yang sudah rendah,” kata Ezra dalam catatan, dikutip Minggu (14/3/2021).
Baik untuk portofolio obligasi dalam denominasi rupiah maupun dolar AS, Manulife Aset Manajemen menjaga pada durasi tactical overweight.
Untuk obligasi rupiah, Ezra menjelaskan hal itu dilakukan untuk memanfaatkan kebijakan akomodatif Bank Indonesia dan potensi aliran masuk modal asing di pasar SUN.
Sementara untuk obligasi dolar AS, durasi tactical overweight dijaga untuk memanfaatkan kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang juga akomodatif dan posisi yield Treasury AS yang sudah menyentuh target akhir 2021.
Baca Juga
Di samping itu, manajer investasi dengan total dana kelolaan atau asset under management (AUM) senilai Rp97,2 triliun pada akhir 2020 ini menyebut akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk menjaga imbal hasil investasi optimal.
“Manajemen durasi dan yield enhancement diharapkan menjadi penopang kinerja portofolio [reksa dana] tahun ini,” imbuh Ezra.