Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Ritel Makin Gemar Investasi di Obligasi Negara

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), porsi kepemilikan investor individu naik 0,74 persen sepanjang tahun berjalan, dari Rp131,24 triliun di akhir 2020 menjadi Rp169,28 triliun per 12 Maret 2021.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA — Porsi kepemilikan investor ritel terhadap surat berharga negara (SBN) terus meningkat seiring tren suku bunga rendah dan meningkatnya literasi masyarakat terhadap instrumen investasi tersebut.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), porsi kepemilikan investor individu di pasar surat utang naik 0,74 persen sepanjang tahun berjalan, dari Rp131,24 triliun di akhir 2020 menjadi Rp169,28 triliun per 12 Maret 2021.

Persentase pertumbuhan investor individu menjadi kedua yang tertinggi, di bawah pertumbuhan porsi kepemilikan perbankan yang naik 2,71 persen dalam periode yang sama.

Meskipun demikian, secara keseluruhan, porsi kepemilikan investor individu masih terbilang kecil yakni hanya 4,13 persen dari total SBN beredar. Porsi kepemilikan SBN paling besar jatuh kepada perbankan yakni 38,25 persen per 12 Maret 2021.

Pertumbuhan minat investor ritel juga tercermin dari tingginya pemesanan SBN ritel tahun ini. Tercatat, SBN ritel perdana yang terbit pada 2021, yakni ORI019 ludes terjual hingga Rp26 triliun bulan lalu.

Tren serupa juga dialami SBN ritel kedua tahun ini, yaitu SR014 yang saat ini tengah ditawarkan pemerintah.

Berdasarkan data salah satu midis daring per Jumat (12/3/2021) pukul 18.00 pemesanan SR014 telah mencapai Rp10,85 triliun, jauh melebihi target awal yang dipatok pemerintah sebesar Rp5 triliun. Pun, kini pemerintah menaikkan target menjadi Rp14 triliun.

CIO Fixed Income Manulife Aset Manajemen Indonesia Ezra Nazula mengatakan kenaikan kepemilikan di SBN terjadi seiring banjirnya likudiitas di pasar, salah satunya terlihat dari porsi kepemilikan perbankan yang terus naik.

Menurutnya, tingkat kredit yang masih rendah sementara dana pihak ketiga (DPK) yang terus naik membuat bank kian rajin berbelanja SBN untuk mengalirkan likuiditas yang terus deras.

“Nah, di ritel juga hampir sama. Dana ritel banyak mengendap karena pandemi membuat berbagai kegiatan terbatas, jadi mereka mencari tempat investasi, salah satunya ke SBN ini,” tutur Ezra kepada Bisnis, Jumat (12/3/2021)

Menurutnya, SBN terutama yang ritel menjadi menarik bagi masyarakat karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito, dengan risiko yang hampir sama rendahnya karena dijamin oleh pemerintah.

Dia memperkirakan pertumbuhan minat investor ke SBN masih akan terus berlanjut seiring dengan tren suku bunga yang masih akan rendah dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan jika ekonomi telah benar-benar pulih.

“Walaupun aset berisiko sekarang mulai pada naik, tapi kan tidak semua investor suka volatilitas. Untuk yang konservatif saya rasa mereka akan lebih tertatik ke SBN, apalagi lebih menguntungkan dibanding deposito,” jelasnya lagi.

Senada, Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa tingkat imbal hasil yang ditawarkan oleh SBN menjadi salah satu daya tarik utama bagi investor, ditambah harga obligasi yang naik tinggi tahun lalu.

“Untuk ORI aja dia berani kasih di atas 5 persen, apalagi SBN yang konvensional [nonritel] itu lebih tinggi karena tenornya banyak yang lebih panjang juga. Belum lagi potensi gain dari harga. Ini memang sesuatu yang menarik,” kata Wawan.

Wawan juga memperkirakan tahun ini porsi kepemilikan investor individu akan terus membesar, apalagi dia menilai mitra distribusi khususnya perbankan tengah gencar untuk menjual SBN karena secara fee juga menarik.

“Jadi sales-nya didorong menghasilkan fee base yang aman dan menguntungkan. Selain mereka juga terus nambah, karena tahun lalu pertumbuhan kredit kecil sekali sementara DPK tumbuh dobel digit, buat bank paling cepat parkir dulu di SBN,” tutur Wawan lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper