Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam PT Timah Tbk. masih membukukan rugi bersih pada 2020.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten berkode saham TINS itu mencatatkan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp340,59 miliar pada 2020.
Namun, jumlah itu menyusut 44,28 persen dibandingkan dengan rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2019 sebesar Rp611,28 miliar.
Hal itu tampak didukung oleh sejumlah beban yang ditekan perseroan, seperti beban umum dan administrasi yang turun ke posisi Rp832,9 miliar, beban penjualan yang turun menjadi Rp69,4 miliar, dan beban keuangan menurun menjadi Rp607,3 miliar.
Selain itu, perseroan memperoleh pendapatan lain-lain bersih sebesar Rp96,01 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya TINS mencatatkan beban lain-lain sebesar Rp60,87 miliar.
Sementara itu, TINS mencatatkan pendapatan sebesar Rp15,21 triliun, turun 21,33 persen dibandingkan dengan perolehan 2019 sebesar Rp19.34 triliun.
Baca Juga
Hampir seluruh segmen pendapatan mengalami penurunan kinerja, antara lain logam timah turun 21,49 persen menjadi Rp13,9 triliun, timah solder turun 47,6 persen menjadi Rp199,9 miliar, aluminium menurun 54,18 persen ke Rp144,8 miliar, dan segmen rumah sakit yang turun 36 persen ke Rp142,1 miliar.
Adapun, segmen pendapatan timah chemical naik 23,77 persen menjadi Rp414,6 miliar, pendapatan batu bara naik 213 persen menjadi Rp122,06 miliar, dan pendapatan nikel naik 47 persen menjadi Rp108,82 miliar.