Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN pertambangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah pertambangan batu bara dengan masuk ke dalam bisnis pengembangan karbon aktif.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin menyampaikan dalam upaya hilirisasi produk batu bara, salah satu strategi strategi yang dilakukan perusahaan adalah pengembangan karbon aktif dari bahan baku batu bara.
"Kami sedang mengembangkan karbon aktif dari batu bara sebagai upaya hilirisasi," paparnya, Jumat (12/3/2021).
Pada penghujung 2020, PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia, yang telah menyatakan komitmennya sebagai offtaker produk karbon aktif dalam jangka panjang.
Karbon aktif adalah salah satu upaya hilirisasi di mana batu bara diolah dan mengalami proses aktivasi sehingga menjadi material yang di dalamnya terdapat banyak pori-pori yang berfungsi menyerap zat lain di sekitarnya.
Karbon aktif dapat dimanfaatkan untuk proses penjernihan dan pemurnian air, pemurnian gas dan udara, filter industri makanan, penghilang warna untuk industri gula dan MSG. Bahan karbon aktif juga digunakan di di bidang farmasi sebagai penetral limbah obat-obatan agar tidak membahayakan lingkungan.
Baca Juga
PTBA berencana mengembangkan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) untuk memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batu bara per tahun.
"Sejumlah kajian tambahan termasuk tambahan uji sample batubara guna menghasilkan produk akhir yang optimal serta optimasi pemilihan teknologi yang digunakan sedang dalam proses di tahun 2021 ini," papar Arviyan.
Sementara itu, di bisnis intinya PTBA menargetkan penjualan batu bara dapat menembus level 30 juta ton pada 2021.
Manajemen PTBA optimis untuk menghadapi tahun 2021 diantaranya dengan menetapkan target produksi dan penjualan masing-masing sebesar 29,52 juta ton dan 30,72 juta ton. Target produksi dan penjualan tersebut di atas target tahun 2020.
Selain itu, PTBA masih terus fokus menggarap proyek hilirisasi, penyelesaian sejumlah proyek PLTU dan proyek angkutan batu bara dengan total alokasi dana belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2021 sebesar Rp3,84 trilun. Alokasi capex tersebut lebih tinggi dibandingkan 2020 sebesar Rp2,77 triliun.