Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan terus melemah pada perdagangan esok, Selasa (8/3/2021).
Kendati demikian, fundamental ekonomi Indonesia dinilai masih baik sehingga tak akan terlalu tertekan.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,42 persen atau 60 poin ke level 14.360. Secara tahun berjalan, rupiah telah melemah 2,21 persen.
Sepanjang hari nilai tukar rupiah bergerak di rentang Rp14.335--Rp14.380 per dollar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah dibuka di harga Rp14.335 per dolar AS.
Indeks dolar AS pada pukul 17.13 WIB pun mengalami penguatan 0,28 persen atau 0,258 poin ke level 92,248.
Senior VP Economist Bank Permata Josua Pardede menuturkan penurunan nilai tukar rupiah terjadi di tengah tren penguatan dolar AS terhadap mata uang dunia di tengah tren peningkatan imbal hasil atau yield US Treasury.
Baca Juga
Peningkatan imbal hasil US Treasury tersebut didorong oleh ekspektasi peningkatan inflasi AS dalam jangka pendek sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Peningkatan yield UST tersebut selanjutnya mendorong koreksi atau pelemahan pasar obligasi global yang terindikasi dari keluarnya aliran modal asing dari pasar obligasi negara berkembang termasuk pasar obligasi domestik," paparnya kepada Bisnis, Senin (8/3/2021).
Kepemilikan asing pada SBN tercatat turun, pada Februari 2021, kepemilikan asing sekitar US$1,06 miliar, sementara awal Maret, kepemilikan asing pada SBN turun sekitar US$545 juta.
Sementara itu, yield SUN dengan tenor 10 tahun tercatat naik sekitar 16 bps jika dibandingkan dengan akhir Februari 2021 dan naik sekitar 56 bps jika dibandingkan dengan akhir Januari 2021.
Menurutnya, kondisi perekonomian AS yang terus membaik terindikasi dari tren penurunan tingkat pengangguran, tren inflasi yang diukur berdasarkan perubahan konsumsi personal yang cenderung meningkat.
Inflasi tahunan AS pada Februari 2021 yang akan dirilis hari Rabu besok diperkirakan akan kembali meningkat ke kisaran 1,7 persen dari bulan sebelumnya 1,4 persen.
Optimisme pemulihan ekonomi AS tersebut juga didukung oleh stimulus fiskal AS sebesar US$1,9triliun yang diumumkan Sabtu kemarin serta perkembangan vaksinasi di AS, diperkirakan akan mendorong ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS tahun 2021 yang cenderung lebih tinggi dari perkiraan awal.
Di tengah tren penguatan dolar AS yang didorong oleh kenaikan yield US Treasury, Rupiah diperkirakan akan bergerak stabil terindikasi dari volatilitas rupiah yang tetap terjaga meskipun rupiah telah melemah sekitar 2,4 persen atau 330 poin sejak akhir Januari 2021.
"Bank Indonesia juga akan tetap berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi melalui triple intervention di pasar spot dan derivatif valas serta pasar SBN," ujarnya.
Oleh sebab itu, rupiah diperkirakan akan berada di rentang 14.300-14.475 dalam jangka pendek ini mempertimbangkan juga bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik serta pemulihan ekonomi nasional yang juga ditopang oleh intervensi kebijakan fiskal dan moneter serta akselerasi program vaksinasi.
"Pemulihan ekonomi AS diperkirakan akan dapat mengimbangi pemulihan ekonomi AS sedemikian sehingga economic growth difference diperkirakan akan tetap terjaga yang selanjutnya akan mendorong daya tarik aset keuangan Indonesia yang tetap menarik," katanya.