Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel turut menyumbang penambahan investor baru di instrumen surat berharga negara.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), penerbitan SBN ritel perdana pada tahun ini, yakni seri ORI019, menyumbang 22.268 investor baru.
Adapun sebelumnya, penerbitan enam SBN ritel sepanjang 2020 yakni seri SBR009, SR012, ORI017, SR013, ORI018, ST007, secara total menyumbang 34.200 investor baru.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Afirman mengatakan di masa pandemi ini kehadiran SBN ritel memang disambut sangat baik oleh masyarakat, terlihat dengan meningkatnya partisipasi investor baru yang sangat signifikan.
Selain penambahan jumlah investor, DJPPR juga mencatat nominal investasi SBN ritel juga meningkat cukup tajam sepanjang tahun 2020 yaitu sebesar Rp76,86 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp49,89 triliun atau meningkat sebesar Rp27,97 triliun.
Ini belum termasuk jumlah pemesanan SBN ritel di 2021 yakni ORI019 yang mencapai Rp26 triliun, memecahkan rekor pemesanan SBN ritel tertinggi sepanjang sejarah penjualan secara daring.
Baca Juga
Luky menyebut meningkatnya jumlah investor dan nominal penerbitan dikarenakan masyarakat mencari instrumen yang aman, menguntungkan, dan likuid di tengah ketidakpastian pandemi.
“Maka instrumen yang paling memenuhi ekpektasi masyarakat di masa pandemi ini tentunya SBN ritel,” katanya kepada Bisnis, Senin (8/3/2021)
Selain itu, tambah Luky, capaian penerbitan yang meningkat tajam di masa pandemi ini juga tidak terlepas dari metode penerbitan yang menggunakan platform daring.
Menurutnya, hal ini sangat cocok dengan generasi melenial yang tidak bisa lepas dengan gawai sehingga dalam investasi SBN ritel dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Luky mengatakan pemerintah juga terus berstrategi untuk memenuhi ketersediaan instrumen SBN Ritel, terutama yang tradable seiring dengan ketidakpastian berakhirnya pandemi Covid-19.
Dia mencontohkan pada 2020 lalu pemerintah mengambil kebijakan untuk menerbitkan SBN Ritel tradable 4 kali dan nontradable hanya 2 kali, berbeda dengan 2019 yang mana SBN Ritel tradable diterbitkan hanya 2 kali dan nontradable 8 kali.
Adapun, Luky memproyeksikan peningkatan investor baru juga akan disumbang oleh SBN ritel seri SR014 yang tengah ditawarkan pemerintah saat ini. Sebagai informasi, SR014 memiliki masa penawaran 26 Februari sampai 17 Maret 2021.
Dia menilai, di tengah kondisi Bank Indonesia yang baru menurunkan suku bunga acuan BI-7DRRR sebesar 25bps menjadi 3,5 persen pada Februari 2021 lalu, kupon SR014 sebesar 5,47 persen masih sangat menarik bagi investor.
Tak hanya itu, SR014 merupakan instrumen yang sangat aman karena dijamin oleh Pemerintah dan bersifat tradable atau dapat diperdagangkan sehingga masyarakat akan sangat fleksibel jika akan menggunakan dananya setelah kondisi pandemi membaik.
“Saya masih sangat optimis capaian SR014 akan sangat baik dan mampu menarik investor baru. Apalagi faktanya untuk Sukuk sudah memiliki investor yang loyal yang selalu menunggu kehadiran Sukuk Ritel ini,” pungkasnya.