Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS Bayangi Pasar, IHSG Tutup Pekan di Zona Merah

Indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 6.258,75 melemah 0,51 persen atau 32,04 poin.
Pengunjung beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/1/2021).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas didepan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/1/2021).Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan menutup perdagangan Jumat (5/3/2021) di zona merah, melanjutkan pelemahan pada perdagangan sebelumnya.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 6.258,75 melemah 0,51 persen atau 32,04 poin. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di kisaran 6.245,308 hingga 6.307,683.

Investor asing tercatat membukukan transaksi jual bersih hingga Rp965,79 miliar dengan sasaran aksi jual tertuju pada INCO mencapai RP69,5 miliar, ICBP hingga Rp66,9 miliar, dan UNTR hingga Rp60 miliar.

Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 187 saham berhasil menguat, 306 saham terkoreksi, sedangkan 224 saham lainnya terpantau stagnan.

Adapun, pelemahan indeks ditekan pelemahan saham INCO yang terkoreksi 6,79 persen, IKAN turun 6,77 persen, dan HRUM melemah 6,64 persen.

Sementara itu, penguatan indeks dipimpin oleh saham DADA naik 33,3 persen, MPPA naik 22,22 persen, dan BKSW menguat 21,37 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa tren kenaikan imbal hasil obligasi AS kembali membayangi pergerakan indeks komposit.

Untuk diketahui, imbal hasil obligasi AS untuk tenor 10 tahun naik tajam 5,44 persen ke atas level 1,55 persen, menjadi level tertinggi imbal hasil dalam 52 minggu terakhir.

Hal itu pun mendorong penguatan indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama naik 0,13 persen ke pisisi 91,748.

“Selain itu, menanti penetapan Senat AS dalam mengesahkan program stimulus dari Presiden AS Joe Biden dengan nilai mencapai US$1,9 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam itu,” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis, Jumat (5/3/2021).

Di sisi lain, sentimen di dalam negeri pun tampak tak mendukung. Tren kenaikan kinerja cadangan devisa Indonesia belum berdampak positif terhadap kenaikan indeks.

Penerapan kebijakan PPKM mikro juga merupakan sentimen negatif bagi pasar. Belum lagi, masih adanya tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper