Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Anjlok 2 Persen, Terendah Sejak Juni 2020

Pada penutupan perdagangan Jumat (26/2/2021), harga emas Comex kontrak April 2021 koreksi 2,62 persen atau 46,6 poin menjadi US$1.728,8 per troy ounce. Ini menjadi level terendah sejak Juni 2020.
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam cenderung melemah pada pekan ini mengikuti tren emas global./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam cenderung melemah pada pekan ini mengikuti tren emas global./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas merosot tajam pada akhir perdagangan Jumat (26/2/2021) atau Sabtu pagi WIB, menjadi bertengger di level terendah sejak Juni 2020 dan memperpanjang penurunan untuk hari keempat berturut-turut.

Mengutip Antara, penurunan harga emas terjadi karena kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS serta dolar yang lebih kuat memukul daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pada penutupan perdagangan Jumat (26/2/2021), harga emas Comex kontrak April 2021 koreksi 2,62 persen atau 46,6 poin menjadi US$1.728,8 per troy ounce. Ini menjadi level terendah sejak Juni 2020.

Sementara itu, harga emas spot turun 2,06 persen atau 36,52 poin menjadi US$1.734,04 per troy ounce.

“Meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun, bersama dengan dolar AS yang bergerak lebih tinggi, dan kami mengalami kebangkitan selera risiko. Semua itu adalah resep yang sangat buruk untuk emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun bertahan mendekati level tertinggi dalam lebih dari setahun, sementara indeks dolar juga melonjak.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS telah meningkat lebih dari 50 basis poin sepanjang tahun ini, mengikis status emas sebagai lindung nilai inflasi, karena itu berarti peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Emas sekali lagi dalam masalah dan prospek jangka pendek tidak terlihat bagus," kata analis OANDA, Craig Erlam dalam sebuah catatan.

"Meningkatnya imbal hasil dan sekarang lompatan dolar menumpuk tekanan pada emas dan, kecuali pembalikan di pasar obligasi, sulit untuk membayangkan peruntungannya meningkat."

Emas juga berada di bawah tekanan tambahan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat (26/2/2021) bahwa pengeluaran konsumen AS meningkat 2,4 persen pada Januari, peningkatan paling tajam dalam tujuh bulan; dan pendapatan pribadi mereka melonjak 10 persen, keuntungan terbesar dalam sembilan bulan.

Logam lain juga terperangkap dalam aliran penurunan harga emas, seperti perak untuk pengiriman Mei turun US$1,245 atau 4,5 persen menjadi ditutup pada US$26,44 per ounce. Platinum untuk pengiriman April merosot US$46,2 atau 3,75 persen menjadi menetap di US$1.185,3 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper