Bisnis.com, JAKARTA - Investor diimbau untuk tetap berhati-hati dalam melakukan investasi di perdagangan aset kripto, termasuk bitcoin. Walau mencetak kinerja cemerlang, sebagai instrumen invetasi aset kripto mengandung risiko.
Dalam beberapa bulan terakhir, perdagangan aset kripto telah menjadi banyak sorotan pasar. Bagaimana tidak, dalam setahun terakhir harga bitcoin telah menanjak 422,42 persen. Potensi return yang menggiurkan tersebut pun semakin mendorong para investor untuk memilih bitcoin sebagai salah satu aset instrumen investasinya saat ini.
Berdasarkan data Bappebti, sejauh ini terdapat 3 juta investor lokal yang terlibat perdagangan aset kripto. Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa kenaikan harga bitcoin dalam satu tahun terakhir banyak didorong oleh pembeli dalam jumlah besar dan terkenal.
Kenaikan yang signifikan itu pun berhasil mengundang pembeli ritel sehingga harga semakin menguat. Selain itu, proses halving bitcoin yang terjadi pada tahun lalu juga mendorong penguatan harga.
Untuk diketahui, halving day adalah jadwal pengurangan reward per blok bitcoin yang akan diterima oleh penambang atau miner bitcoin menjadi separuhnya, atau dari semula sebesar US$12,5 per bitcoin menjadi hanya US$6,25 per bitcoin. Hal tersebut akan membuat koin yang beredar di pasar tidak sebanyak saat ini sehingga harga bitcoin terdorong naik.
“Namun, kenaikan yang sangat tinggi di bitcoin membuka risiko kejatuhan harga yang besar juga. Pembeli ritel harus berhati-hati. Kalau tiba-tiba pembeli besar itu merealisasikan profitnya, harga bitcoin bisa terjun bebas,” ujar Ariston kepada Bisnis, Jumat (26/2/2021).
Baca Juga
Ariston mengingatkan aset kripto merupakan salah satu aset investasi berisiko tinggi sehingga harus tetap berhati-hati. Selain itu, secara jangka panjang, pasar dinilai perlu memperhatikan mata uang digital yang sedang digodok oleh banyak bank sentral dunia.
Dia menjelaskan, prospek mata uang digital tersebut dapat menggerus minat pasar terhadap aset kripto yang tidak bisa digunakan bebas untuk belanja. Berdasarkan data Bloomberg pada perdagangan Jumat (26/2/2021) hingga pukul 15.59 WIB harga bitcoin terkoreksi 4,94 persen ke posisi US$45.707,56 per bitcoin.
Aset kripto dengan kapitalisasi terbesar ini pun telah merosot hingga 20 persen pekan ini, penurunan terbesar sejak Maret 2020. Indeks Galaxy Crypto Bloomberg yang yang melacak pergerakan aset-aset kripto seperti Bitcoin, Ether, dan tiga aset kripto lainnya juga perpantau turun 22 persen sepanjang pekan ini.
Kepala pertukaran cryptocurrency Luno wilayah Asia Pasifik Vijay Ayyar mengatakan bahwa hampir seluruh aset berisiko saat ini terpukul, mulai dari saham hingga kripto.
“Dolar AS saat ini menguat, menjadi sentimen dan sinyal baik untuk memperkirakan penurunan Bitcoin dan aset kripto lainnya,” ujar Ayyar seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (26/2/2021).