Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mempertahankan reli positifnya seiring dengan pernyataan dari Gubernur The Fed, Jerome Powell terkait kebijakannya dan prospek pertumbuhan ekonomi AS.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot naik 0,19 persen ke level US$1.809,07 per ounce. Sementara itu, harga emas Comex terpantau naik 0,12 persen di posisi US$1.808 per troy ounce.
Adapun, harga emas tengah menuju pelemahan selama dua bulan beruntun seiring dengan kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS (US Treasury) yang menurunkan daya tarik aset safe haven seperti emas.
Selain itu, paket stimulus senilai US$1,9 triliun yang diusulkan Presiden AS, Joe Biden, serta potensi kemunculan stimulus lanjutan pada tahun ini juga semakin memperkuat kenaikan yield obligasi AS.
Pelaku pasar mencerna pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell dalam laporan semi-tahunannya di hadapan Komite Perbankan Senat AS pada Selasa waktu AS. Pada pertemuan itu, Powell memperkirakan kegiatan ekonomi dapat kembali ke level normal pada tahun ini.
Selain itu, Powell juga menyatakan kenaikan tingkat imbal hasil US Treasury saat ini memberikan pernyataan kepercayaan diri terhadap outlook ekonomi tahun ini.
Baca Juga
Senior Market Analyst OANDA Corp., Edward Moya mengatakan, harga emas masih berpotensi terkoreksi karena Powell tidak memberikan komentar pasti terhadap kenaikan imbal hasil US Treasury belakangan ini.
“Imbal hasil US Treasury masih berpotensi terus meningkat sebelum intervensi dari The Fed. Hal ini dapat mengganggu outlook emas dalam jangka pendek,” katanya dikutip dari Bloomberg.
Moya menambahkan, emas masih akan dicari oleh para investor seiring dengan kebijakan dovish dari The Fed yang akan berlangsung selama setidaknya dua tahun mendatang. Selain itu, prospek stimulus juga masih akan membayangi harga emas.