Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Rendah, Rupiah Paling Anjlok di Asia

Pada pukul 09.02 WIB, rupiah koreksi 0,2 persen atau 27,5 poin menjadi Rp14.052 per dolar AS. Indeks dolar AS naik tipis 0,01 persen menuju 90,605.
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan uang dolar dan rupiah di Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (19/2/2021), di tengah kecenderungan penguatan mata uang Asia.

Pada pukul 09.02 WIB, rupiah koreksi 0,2 persen atau 27,5 poin menjadi Rp14.052 per dolar AS. Indeks dolar AS naik tipis 0,01 persen menuju 90,605.

Rupiah melemah bersama baht Thailand yang turun 0,09 persen. Adapun, mata uang Asia lainnya cenderung menguat terhadap dolar AS, seperti yuan meningkat 0,3 persen, rupee India naik 0,14 persen, dan ringgit 0,03 persen.

Kemarin, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,50 persen.

Selain mempertahankan suku bunga acuan, BI juga mengumumkan suku bunga deposito facility juga tetap pada 2,75 persen, dan suku bunga lending facility 4,25 persen.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka melemah namun ditutup menguat di rentang Rp 14.000-14.040," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Jumat (19/2/2021).

Kemarin, rupiah juga mengalami pelemahan bersama mayoritas mata uang Asia lainnya. Baht Thailand dan rupee India sama-sama turun tipis, masing-masing terdepresiasi 0,04 persen dan 0,03 persen. Kemudian yuan China turun 0,21 persen dan ringgit Malaysia turun 0,22 persen. Dolar Singapura dan dolar Hongkong juga ikut memerah.

Sebaliknya, dolar Taiwan malah naik 0,16 persen diikuti dolar Singapura yang naik tipis 0,02 persen. Penguatan juga dialami won Korea yang menguat tipis 0,02 persen. Sementara dolar Hongkong 0 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper