Bisnis.com, JAKARTA — Setelah menembus level US$50.000, harga Bitcoin kembali melonjak lagi pada perdagangan Rabu (17/2/2021) dan kembali mengukir rekor level tertinggi sepanjang masa.
Seperti dilansir dari Bloomberg, mata uang kripto terbesar itu naik 4,8 persen menjadi sekitar US$50.927. Adapun kenaikan token Bitcoin ini telah meningkat lebih dari lima kali lipat dalam setahun terakhir.
Reli Bitcoin menjadi simbol dari aksi spekulatif di pasar keuangan yang dibanjiri oleh stimulus. Aset digital ini menarik lebih banyak perhatian investor arus utama, terutama setelah Elon Musk melalui Tesla Inc. melakukan pembelian Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar belum lama ini.
Salah satu yang akan mengikuti jejak Tesla adalah MicroStrategy Inc. Pada Selasa (16/2/2021), MicroStrategy berencana menjual obligasi konversi senilai US$600 juta dan menggunakan hasilnya untuk membeli lebih banyak token Bitcoin.
Senior Market Analyst Oanda Asia Pacific Pte. Jeffrey Halley menilai langkah MicroStrategy merupakan sebuah sinyal tentang adanya pergerakan tak terkendali di pasar mata uang kripto.
“Ini merupakan sebuah warning sign,” katanya, dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/2/2021)
Baca Juga
Adapun, analis lainnya mengungkapkan pandangan berbeda. Head of Trading di NEM, Nicholas Pelecanos menilai permintaan dari investor insitusi dan perusahaan yang tengah berkembang akan mendorong potensi keuntungan lebih lanjut untuk Bitcoin.
“Ada sejumlah alasan mengapa Bitcoin melonjak, tetapi yang paling menonjol adalah tren yang dipopulerkan MicroStrategy dan Tesla yakni memindahkan aset institusi ke Bitcoin untuk melindungi nilai terhadap inflasi,” katanya.