Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Kompak Turun, Bitcoin Tembus Rekor

Mayoritas bursa saham di Eropa mengalami penurunan pada Jumat (12/2021). Pada saat yang sama Bitcoin kembali menunjukkan keperkasaannya.
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg
Bursa Efek Frankfurt, Jerman./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham di Eropa mengalami penurunan pada Jumat (12/2/2021) lantaran investor global kompak menunggu perkembangan kebijakan stimulus fiskal AS.

Seperti dikutip dari Antara, Jumat (12/2/2021) Bursa Eropa jatuh pada awal perdagangan, dengan indeks pan-Eropa STOXX 600 turun 0,2 persen. Indeks DAX Jerman turun 0,7 persen, indeks FTSE 100 Inggris turun 0,35 persen dan indeks CAC 40 Prancis turun 0,3 persen.

Indeks FTSEMIB Italia turun 0,8 persen pada Jumat, dengan imbal hasil obligasi negara itu mendekati rekor terendah. Sementara itu, kontrak berjangka untuk S&P 500 turun 0,12 persen.

Indeks MSCI seluruh negara di dunia, yang melacak saham di 49 negara, turun 0,15 persen pada Jumat, sedikit di bawah rekor tertinggi yang dicapai awal pekan ini.

Di sisi lain, sejumlah negara di Asia seperti China dan Asia Tenggara untuk sementara menutup perdagangannya lantaran adanya libur Tahun Baru Imlek.

Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management mengatakan, investor harus mengikuti informasi-informasi yang ada, memantau perkembangan kasaus perawatan di rumah sakit, stimulus, inflasi, dan volatilitas di AS.

"Secara keseluruhan, kami mempertahankan pendapat bahwa pasar masih sesuai dengan cakrawala investasi taktis kami," katanya.

Sebelumnya, indeks MSCI saham di kawasan Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen, diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi yang dicapai di hari sebelumnya. Bursa Saham Australia kehilangan 0,63 persen. Bursa Saham di Tokyo turun 0,14 persen, merosot dari level tertinggi 30 tahun.

Di Wall Street pada Kamis, Nasdaq dan S&P 500 masing-masing naik 0,4 persen dan 0,2 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 0,02 persen.

Sementara itu, harga Bitcoin sempat mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah pada Jumat (12/2/2021) dengan menembus 49.000 dolar AS.

Pengumuman BNY Mellon yag menyatakan pihaknya akan membantu klien memegang, mentransfer, dan mengeluarkan aset digital, menambah kepercayaan publik untuk berinvestasi Bitcoin.

Apalagi kabar itu muncul hanya beberapa hari setelah Tesla dari Elon Musk mengatakan telah membeli uang kripto Bitcoin senilai 1,5 miliar dolar dan akan menerimanya sebagai bentuk pembayaran untuk mobilnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper