Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Reksa Dana Menggeliat, Dana Kelolaan dan Investor Makin Tumbuh

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan reksa dana sepanjang Januari 2021 mencapai Rp571,21 triliun, hanya turun tipis dibandingkan posisi akhir Desember 2020 lalu yang sebesar Rp573,54 triliun.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Industri reksa dana terus menggeliat. Di awal tahun ini, industri investasi kolektif menorehkan capaian-capaian positif, baik dari sisi dana kelolaan maupun jumlah investor.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dana kelolaan reksa dana sepanjang Januari 2021 mencapai Rp571,21 triliun, hanya turun tipis dibandingkan posisi akhir Desember 2020 lalu yang sebesar Rp573,54 triliun.

Namun, jika mengacu pada data Infovesta yang utama yang tidak menyertakan reksa dana berdenominasi dolar AS, dana kelolaan industri investasi kolektif masih bertumbuh di akhir Januari yakni menjadi Rp553,46 triliun, dari posisi Rp553,39 triliun di akhir 2020.

Di sisi lain, unit penyertaan reksa dana juga terpantau terus bertambah. Di akhir Januari 2021 unit penyertaan reksa dana secara industri sebanyak 440,04 miliar unit, naik dari jumlah per akhir Desember 2020 yang sebanyak 435,14 miliar unit.

Sementara itu, dari sisi jumlah investor, reksa dana juga  terbukti kian digemari.

Mengacu pada data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) jumlah investor reksa dana per akhir 2020 adalah 3,16 juta investor, naik 78,38 persen dari posisi 1,77 juta investor per akhir 2019. Jumlah tersebut kembali naik per akhir Januari 2021 menjadi 3,52 juta investor.

Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan dana kelolaan reksa dana saham akibat valuasi aset yang tergerus koreksi pasar menjadi pemberat akumulasi kinerja dana kelolaan reksa dana bulan lalu. Namun, secara keseluruhan masih positif karena tertutupi oleh kenaikan di reksa dana lainnya.

“Secara keseluruhan masih net subs berarti memang terjadi pembelian yang cukup tinggi, apalagi untuk reksa dana pasar uang. Itu pasti ada andil ritel juga,” tutur Wawan, Senin (8/2/2021)

Dia melihat meski kontribusi investor ritel masih terhadap dana kelolaan reksa dana masih jauh di bawah investor institusi, pertumbuhan investor ritel yang pesat mau tak mau akan mengubah industri reksa dana ke depannya.

“Kalau terus begini, industri ini akan booming, cara MI jualan juga berubah, sekarang bisa keliatan MI yang grotwh itu yang bisa menangkap ritel,” ujar Wawan. 

Menurutnya, jika pertumbuhan investor ritel terus pesat, bukan tak mungkin porsi dana kelolaan investor ritel dan investor institusi bisa setara dalam kurun waktu 5--10 tahun ke depan.

Lebih lanjut, Wawan menilai peran agen penjual reksa dana daring yang berasal dari perusahaan teknologi finansial (tekfin) juga punya peran yang besar. Terbukti, data KSEI menyebut lebih dari 54 persen investor reksa dana memiliki rekening di agen penjual daring.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan pertumbuhan investor memang cukup tinggi belakangan ini, apalagi tren berinvestasi juga semakin lazim di masyarakat dan reksa dana menjadi salah satu pilihannya.

Panin AM juga tak ingin ketinggalan momentum, salah satunya dengan meningkatkan layanan daring dengan melakukan pembaruan serta peningkatan fitur pada aplikasi Panin AM. Pasalnya, dia menilai aplikasi menjadi salah satu elemen penting dalam industri reksa dana modern ini.

“Kami sudah punya aplikasi, tapi memang kami akui dia belum begitu user friendly terutama untuk pembukaan rekening baru via online, kami sekarang sedang membuat aplikasi yang lebih baru,” tutur Rudiyanto.

Sementara itu, Direktur PT Avrist Asset Management (Avrist AM) Agra Pramudita mengamini peran perusahaan tekfin terhadap pertumbuhan industri reksa dana. Dia menyebut sepanjang 2020 lalu pertumbuhan nasabah ritel Avrist melalui agen penjual tekfin terbilang signifikan.

“Dengan kondisi pandemi dan pembatasan mobilitas serta banyaknya nasabah retail baru, kami memperkirakan pertumbuhan jumlah nasabah baru melalui fintech akan tumbuh lebih dari 50 persen tahun ini dibandingkan tahun lalu,” kata Agra, Senin (8/2/2021)

Meskipun demikian, Agra juga tak menampik dari sisi dana kelolaan porsi nasabah ritel belum signifikan karena mayoritas masih disumbang oleh institusi. Dia optimistis porsi investor ritel akan terus bertumbuh seiring perkembangan yang pesat saat ini.

Untuk memanfaatkan momentum tersebut, Avrist akan bekerja sama dengan lebih banyak mitra tekfin. Selain itu, mereka juga berencana menerbitkan sejumlah produk yang dibuat khusus untuk menyasar nasabah ritel.

“Target reksadana tahun ini yang baru sekitar 6-7 produk, 1-3 di antaranya untuk nasabah retail,” Agra.

Salah satu agen penjual daring, PT Bareksa Portal Investasi alias Bareksa mengaku terus melakukan berbagai program untuk memaksimalkan penjualan reksa dana melalui portalnya.

Co Founder & CEO Bareksa Karaniya Dharmasaputra mengatakan salah satu strategi mereka adalah mensinergikan kanal penjualan dengan platform daring lain seperti e-commerce, misalnya bekerja sama dengan Tokopedia dan Bukalapak.

“Baru-baru ini kembali menjadi pionir integrasi e-money x e-investasi di mana Bareksa dan OVO meluncurkan fitur "Invest" di aplikasi OVO,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.

Selain itu, Bareksa juga membuat inovasi program-program baru untuk menarik nasabarh seperti membuat fitur BareksaUmroh yang merupakan program menabung reksa dana pasar uang syariah dan memesan paket umroh.

“Ini ditujukan menjadi solusi untuk mengatasi skandal penipuan tabungan umroh di First Travel yang merugikan ribuan jemaah beberapa tahun lalu,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper