Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO)semakin menguat setelah resmi kedatangan investor baru Affinity Equity Partners yang memborong 21 persen saham atau 6,3 miliar saham lewat transaksi jumbo senilai Rp4,5 triliun pada Rabu (3/2/2021).
Pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (4/2/2021), saham SIDO naik 10 poin atau 1,3 persen menjadi Rp780. Sepanjang pagi ini, saham SIDO bergerak di rentang Rp770-Rp835.
Pada perdagangan kemarin, PT Hotel Candi Baru melepas 6,3 miliar saham atau setara dengan 21 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SIDO kepada Affinity Equity Partners. Setelah transaksi tersebut, kepemilikan PT Hotel Candi Baru dalam SIDO menyusut dari 81 persen menjadi 60 persen, sedangkan porsi saham publik tetap 19 persen.
Berdasarkan data BEI, nilai perdagangan saham SIDO pada Rabu (3/2/2021) mencapai Rp4,55 triliun. Adapun, harga saham SIDO ditutup menguat 1,32 persen ke level Rp770.
Mengutip data salah satu sekuritas, transaksi saham SIDO oleh Affinity sebanyak 6,3 miliar terjadi pada harga pelaksanaan Rp720, sehingga total transaksi mencapai Rp4,54 triliun.
Artinya, Affinity hingga siang ini sudah mendapatkan cuan Rp60 per saham, yang didapatkan dari selisih harga penutupan perdagangan sesi I hari ini Rp780 dengan harga pelaksanaan pembelian kemarin Rp720.
Baca Juga
Dengan demikian, cuan Affinity sebanyak 6,3 miliar saham jika dirupiahkan mencapai Rp378 miliar. Tentunya, keuntungan itu belum direalisasikan, karena Affinity belum melakukan profit taking saham SIDO.
Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan perusahaan obat herbal dan produk kesehatan itu menyambut Affinity Equity Partners sebagai pemegang saham perseroan.
Menurut David, kemitraan strategis dengan Affinity dimulai pada 2-3 tahun lalu saat perusahaan ekuitas global itu masuk ke dalam PT Hotel Candi Baru yang merupakan induk usaha SIDO.
“Dengan crossing saham hari ini dari induk perusahaan kami, Affinity sekarang memegang 21 persen kepemilikan saham di Sido Muncul,” ujar David kepada Bisnis, Rabu (3/2/2021).
David mengatakan kemitraan strategis dengan Affinity diharapkan akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan SIDO, khususnya melalui inisiatif strategis dan juga melalui kerja sama dengan beberapa mitra Affinity di Asia Pasifik.
Di sisi ekspansi, SIDO menganggarkan belanja modal sebesar Rp135 miliar pada 2021. Menurut David, dana itu akan digelontorkan untuk pengembangan pabrik produksi cairan obat dalam II yang dapat digunakan untuk memproduksi jamu cair, selain Tolak Angin.
Selain itu, SIDO pun berencana menambah fasilitas produksi proses distilasi di unit ekstraksi dan juga sebagian dialokasikan untuk belanja modal rutin.
Adapun, belanja modal yang digunakan berasal dari laba perusahaan yang telah dicadangkan sebelumnya dan di luar dividen yang akan dibagikan. Hal itu, tidak mengganggu arus kas SIDO sehingga masih bisa memberikan pertumbuhan laba bersih yang sangat bagus pada masa pandemi ini.