Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mencetak rekor tertinggi dalam setahun terakhir setelah negara produsen mulai membatasi produksi. Ha itu sejalan dengan komitmen bersama para produsen dalam mengendalikan harga minyak.
Dilansir dari Antara, harga minyak naik sekitar 2 persen pada akhir perdagangan Selasa (3/2/2021). Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2021 naik 2 persen menjadi US$57,46 per barel, kenaikan ketiga beruntun.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret 2021 melonjak 2,3 persen menjadi US$54,76 per barel. Harga minyak WTI bahkan sempat menyentuh US$55,26 per barel.
Harga acuan minyak mentah global dan AS menguat ketika pelaku pasar optimis terkait stimulus ekonomi Amerika Serikat yang dianggap bakal memacu prospek permintaan. Di sisi lain, Organisasi Negara Pengekspor MInyak alias OPEC mencatat produksi lebih rendah dari perkiraan.
Untuk diketahui, produksi minyak OPEC naik pada Januari 2021, kenaikan tujuh bulan beruntun kendati jumlahnya lebih kecil dari perkiraan. OPEC juga akan memangkas produksi secara sukarela sebanyak satu juta barel per hari mulai bulan ini hingga Maret 2020. Sejalan dengan itu, produsen minyak yang bukan anggota OPEC, Rusia juga mencatat peningkatan produksi pada Januari.
American Petroleum Institute juga melansir persediaan minyak dan bahan bakar lebih rendah dari prediksi pada pekan ini. Stok bahan bakar distilat AS, termasuk minyak pemanas, turun dalam seminggu terakhir, menurut API. Kelompok itu mengatakan stok bensin dan minyak mentah juga turun. Angka pemerintah akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
Baca Juga
Reli harga minyak disisi lain dipicu optimisme terhadap paket stimulus ekonomi. “Anda mendapatkan paket stimulus ekonomi AS yang tidak terpikir oleh siapa pun akan kami dapatkan,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York.
Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dipimpin Demokrat bersiap untuk mengambil langkah pertama meneruskan paket bantuan COVID-19 senilai US$1,9 triliun dolar dari Presiden Joe Biden.
Cuaca dingin dan salju tebal di Northeast AS mendorong margin untuk minyak pemanas ke level tertinggi delapan bulan di 15,84 dolar AS, memberikan dukungan lebih lanjut untuk minyak mentah.