Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Nikel Vale (INCO) Naik Tipis pada 2020

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter menyampaikan perseroan telah memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte pada 2020. Volume itu meningkat 2 persen dibandingkan 71.025 ton pada 2019.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam PT Vale Indonesia Tbk. mengumumkan kinerja produksi pada 2020 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter menyampaikan perseroan telah memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte pada 2020. Volume itu meningkat 2 persen dibandingkan 71.025 ton pada 2019.

"Kami bangga sekaligus berterima kasih kepada karyawan atas pencapaian ini," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (3/2/2021).

Pada kuartal IV/2020, Vale memproduksi nikel dalam matte sejumlah 16.445 ton. Volume itu turun 16 persen dibandingkan kuartal III/2020 sebesar 19.477 ton, dan turun 20 persen dari kuartal IV/2019 sejumlah 20.494 ton.

Menurut Nico, penurunan produksi nikel pada kuartal terakhir disebabkan oleh aktivitas pemeliharaan yang sudah terencana.

Sebelumnya, Vale Indonesia bakal terus mengejar realisasi pengambilan keputusan investasi final atau final investment decision (FID) untuk proyek pengihiliran di Sulawesi.

Direktur Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan bahwa pihaknya tengah menyelesaikan proses Front End Loading tahap ketiga (FEL3) dan masih dalam proses mendapatkan perizinan kunci yang dibutuhkan untuk FID.

“Ada kemungkinan FID proyek harus di dorong ke later date, tergantung dari progres pekerjaan itu,” ujar Irmanto kepada Bisnis, Kamis (7/1/2021).

Untuk diketahui, emiten berkode efek INCO itu berencana untuk membangun smelter nikel di Pomalaa, Sulawesi Tengah dan smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tenggara. FID kedua proyek itu sebelumnya ditargetkan rampung pada kuartal I/2021.

Adapun, proyek Pomala diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$2,5 miliar sedangkan proyek Bahodopi membutuhkan US$1,5 miliar. Namun, Irmanto menjelaskan bahwa nilai proyek tersebut dapat berubah dan dipastikan saat FID.

Selain itu, Irmanto juga menjelaskan bahwa penyesuaian FID kemungkinan akan berdampak pada target penyelesaian setiap proyek. INCO semula menargetka proyek Pomalaa rampung pada 2025, sedangkan proyek Bahodopi rampung pada 2024.

“Semua tergantung dari waktu mulai konstruksinya. Kami akan kaji lagi dampaknya ke waktu penyelesaian proyek,” papar Irmanto.

Di sisi lain, INCO mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$135 juta pada 2021, lebih besar daripada target capex 2020 sebesar US$120 juta. Alokasi capex itu akan berasal dari kas internal perseroan.

Irmanto menjelaskan bahwa sebagian besar capex tersebut digunakan untuk proyek rebuild furnace 4, kemudian untuk pengembangan tambang dan juga penggantian alat.

Proyek rebuild furnace 4 itu akan mulai berlangsung pada Mei hingga awal November 2021.

Di sisi lain, dengan berjalannya proyek tersebut pada tahun depan INCO memproyeksi volume produksi perseroan akan berada di tingkat yang lebih rendah daripada 2020 maupun 2019.

“Target produksi 2021 yang jelas akan di bawah 70.00 ton karena furnace 4 akan di rebuild mulai mei sampai awal november,” papar Irmanto.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper