Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data PMI Membaik dan Dolar AS Melemah, Rupiah Jadi Bergairah

Pada Senin (1/2/2021), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 7,5 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.022,5 per dolar AS. Indeks dolar di sisi lain turun 0,01 persen level 90,576.
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (5/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (5/1/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah berhasil menutup perdagangan perdana di bulan Februari 2021 dengan hasil positif menyusul rilis data manufaktur yang menggembirakan

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (1/2/2021), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 7,5 poin atau 0,05 persen ke level Rp14.022,5 per dolar AS. Indeks dolar di sisi lain turun 0,01 persen level 90,576.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, penguatan mata uang rupiah salah satunya disebabkan oleh beberapa data yang dirilis hari ini. Indeks manufaktur Indonesia yang naik secara mengejutkan pada Januari 2021 meningkatkan keyakinan investor asing.

Data dari IHS Markit menyebutkan, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia periode Januari 2021 tercatat naik 52,2 lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya atau Desember 2020 yang sebesar 51,3.

Menurut IHS Markit peningkatan terbaru di sektor kesehatan merupakan yang paling cepat selama enam setengah tahun, dan yang paling besar sejak survei pada April 2011.

Sementara ekspansi semakin cepat dalam permintaan baru selama Januari, dengan kenaikan ketiga pada jumlah bisnis baru yang paling kuat sejak Juli 2014.

"Kenaikan tersebut dinilai mengimbangi kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dimulai sejak Januari lalu," katanya saat dihubungi Bisnis.

Sementara itu, dari luar negeri, konsolidasi di pasar keuangan Asia menjadi penyebab membaiknya kinerja keuangan di pasar saham Indonesia. Hal tersebut, lanjut Yusuf, mendorong capital inflow ke Indonesia.

Adapun, Yusuf memprediksi nilai rupiah akan kembali menguat yang ditopang oleh sentimen data dari dalam negeri. Nilai rupiah juga akan didukung kemajuan vaksinasi setelah AstraZeneca menyetujui penambahan jumlah produksi vaksin di Eropa, setelah peningkatan kasus virus corona.

"Hal ini akan menjadi sentimen bagus untuk pasar keuangan di Asia dan akan berdampak pada penguatan nilai tukar rupiah. di kisaran Rp14.000 sampai Rp14.015," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper