Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Penguatan Rupiah Terhadap Dolar AS Berlanjut Pekan Depan

Pada pekan ini, rupiah ditutup menguat. Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (29/1/2021) rupiah menguat 47,5 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.030 per dolar AS.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan tren penguatan pada awal pekan depan di tengah fluktuasi dolar AS.

Pada pekan ini, rupiah ditutup menguat. Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat (29/1/2021) rupiah menguat 47,5 poin atau 0,34 persen ke level Rp14.030 per dolar AS.

Indeks dolar di sisi lain menguat 0,30 persen ke level 90,727. Mata uang negeri Paman Sam mencetak kinerja terbaik sejak Oktober 2020.

Di sisi lain, mata uang Asia bergerak variatif. Selain rupiah, penguatan juga terjadi di hampir seluruh mata uang Asia, mulai dari won Korea hingga rupe India. Namun, ringgit Malaysia dan baht Thailand ditutup melemah.

Secara mingguan, rupiah menguat sangat tipis. Pasalnya pada Jumat (22/1/2021), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.035 sehingga menguat 0,03 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan penguatan indeks dollar tidak serta merta membuat mata uang garuda ikut melemah. Penguatan ini ditopang oleh data internal yang cukup bagus, sehingga pelaku pasar kembali mengoleksi mata uang garuda dengan kembali masuknya modal asing ke pasar finansial dalam negeri.

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan masih akan fluktuatif di rentang tetapi dibuka menguat di rentang Rp.14.000 - Rp.14.050,” ujar Ibrahim melalui keterangan tertulis, Jumat (29/1/2021).

Ibrahim menuturkan, salah satu faktor penopang penguatan rupiah adalah sikap pelaku usaha yang mempersiapkan diri memperkuat perekonomian nasional guna menggerakkan roda perekonomian. Hal ini dilakukan dengan mendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.

Hal ini juga dtambah dengan harapan bahwa proses perbaikan ekonomi akan berlanjut sepanjang 2021. Sinyal perbaikan ini sudah terlihat bahkan sejak kuartal IV/2020 lalu saat pertumbuhan ekonomi diproyeksi pada angka -2,9 persen atau lebih baik dari capaian Kuartal Ketiga.

Secara keseluruhan perkiraan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 di -2,2 persen sampai -1,7 persen. Penopang prospek positif tersebut diantaranya adalah gelontoran dana Bansos, BLT, Kredit untuk UMKM, dan vaksinasi gratis yang akan di lakukan selama 15 bulan serta peran aktif masyarakat untuk melaksanakan protokol kesehatan.

Sementara itu, greenback sebagian besar diperdagangkan di kisaran sempit terhadap sekeranjang mata uang lainnya selama dua minggu terakhir, karena investor mengevaluasi apakah aksi jual yang mengirim mata uang itu anjlok hampir tujuh persen tahun lalu kemungkinan akan berlanjut.

Dolar sedikit berubah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Jumat (29/1/2021) naik 0,13 persen menjadi 90,580. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya telah menguat 1,53 persen dari level terendah tiga tahun di 89,206 yang dicapai pada 6 Januari.

"Orang-orang menunggu pendorong baru dan saya rasa kami belum mendapatkannya sampai bulan depan," kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex, Marc Chandler, di New York, dikutip dari Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper