Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BRIS Meroket Sejak IPO, Yusuf Mansur: Waktu Beli Gue Enggak Mikir

Ustaz Yusuf Mansur menilai BRI Syariah harus mendapat panggung sebagai bank syariah pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
Ustaz Yusuf Mansur./instagram @yusufmansurnews
Ustaz Yusuf Mansur./instagram @yusufmansurnews

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BRI Syariah Tbk. bakal resmi menyandang nama baru mulai pekan depan setelah proses merger dengan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BNI Syariah tuntas. Berkat merger, saham BRIS pun menjadi primadona.

BRI Syariah memulai debut di lantai bursa pada 9 Mei 2018. Harga saham IPO BRIS saat itu mencapai Rp500. Hari ini, meski ditutup melemah tajam, harga saham BRIS berada di Rp2.440.

Dengan demikian saham BRIS telah melonjak 378 persen sejak IPO bila merujuk harga penutupan hari ini. Sepanjang Januari 2021 naik 8,44 persen. Oh ya, saham BRIS sempat menyentuh level tertinggi di Rp3.770 pada pertengahan Januari 2021 lalu.

Salah satu investor BRIS, Ustaz Yusuf Mansur punya cerita menarik saat dirinya membeli saham BRIS. Dia mengaku tidak mempertimbangkan aspek fundamental sama sekali saat memesan saham BRIS dua tahun silam.

"Apakah dulu saya mikir waktu di BRIS? Enggak mikir bos! Kalau ditawarin harganya Rp1.000 waktu itu gue beli juga," tutur Yusuf Mansur dalam siaran diskusi bersama Sucor Sekuritas di Instagram, Jumat malam (29/1/2021).

Yusuf Mansur menekankan, saat itu motivasi membeli saham BRIS sekadar mempromosikan keuangan syariah. Dia menilai BRI Syariah harus mendapat panggung sebagai bank syariah pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia.

Saat ini, BRI Syariah telah menjadi bank dengan aset yang patut diperhitungkan. Terlebih, pekan depan bank ini sudah resmi bersalin nama menjadi Bank Syariah Indonesia.

BRIS baru saja melaporkan pertumbuhan laba bersih 235,14 persen secara tahunan menjadi Rp248 miliar untuk periode 2020. Sepanjang tahun lalu, ekspansi pembiayaan yang tetap kuat di tengah pandemi sepanjang tahun lalu yang mana naik 46,24 persen menjadi Rp40 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper