Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Senasib dengan IHSG, Rupiah Ditutup Melemah Terpukul Dolar AS

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp14.035 per dolar AS.
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020).  Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawati menunjukan Uang Rupiah dan Dollar AS di salah satu kantor cabang Bank BNI di Jakarta, Kamis (3/9/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah melemah pada perdagangan akhir pekan, Jumat (22/1/2021) seiring dengan penguatan kembali dolar AS.

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 35 poin atau 0,25 persen ke level Rp14.035 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,12 persen atau 0,105 poin ke level 90,236 pada pukul 14.55 WIB.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.054 per dolar AS, melemah 15 poin atau 0,11 persen dari posisi Rp14.039 pada Kamis (21/1/2021).

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini  salah satunya akan dipengaruhi oleh perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang kembali dilakukan oleh pemerintah hingga 8 Februari 2021.

Selain itu, pasar juga masih mencerna keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan.

Dari luar negeri, pelantikan Joe Biden sebagai Presiden baru AS kemungkinan masih akan menjadi sentimen utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah pada awal 2021 cenderung menguat.

Perry mengatakan, nilai tukar rupiah pada 20 Januari 2021 menguat 0,77 persen secara rerata dan 0,14 persen secara point to point dibandingkan dengan level Desember 2020.

Penguatan tersebut didorong oleh peningkatan aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik seiring dengan penurunan ketidakpastian pasar keuangan global, juga oleh persepsi positif investor terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik.

“Ke depan, BI memandang penguatan nilai tukar rupiah berpotensi berlanjut seiring levelnya yang secara fundamental masih undervalued,” katanya, Kamis (21/1/2021).

Penguatan nilai tukar rupiah pun, kata Perry, juga akan didukung oleh defisit transaksi berjalan yang rendah, inflasi yang terjaga, daya tarik aset keuangan domestik yang tinggi, dan premi risiko Indonesia yang menurun, serta likuiditas global yang besar.

“Ke depan, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper