Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Bisnis-27 ditutup terkoreksi pada akhir perdagangan Selasa (19/1/2021). Pelemahan dipimpin oleh saham sektor pertambangan, konsumer dan farmasi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks Bisnis-27 ditutup koreksi tipis 0,41 persen ke level 538,843 turun 2,19 poin. Sepanjang hari indeks bergerak di level 536,15 hingga 548,136.
Di akhir perdagangan, sebanyak 9 saham menguat, 14 saham melemah, dan 4 saham stagnan. Saham-saham penggerak Indeks Bisnis-27 mengalami koreksi yakni PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) yang turun 4,86 persen, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turun 4,52 persen, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) turun 3,75 persen dan PT bukit Asam Tbk. (PTBA) yang terkoreksi 3,39 persen dan PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang turun 2,9 persen.
Adapun, saham yang bergerak di zona hijau diantaranya PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang naik 6,05 persen, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) yang tumbuh 4,79 persen, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. (INKP) yang tumbuh 2,2 persen.
Dari sisi transaksi, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) memimpin pergerakan dengan turnover Rp845 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp642 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp522 miliar.
Di sisi lain, indeks harga saham gabungan (IHSG) akhirnya kembali tumbang dan parkir di zona merah pada akhir perdagangan Selasa (19/1/2021). Indeks komposit harus rela mengakhiri lajunya di level 6321,85 setelah terkoreksi 67,97 poin atau 1,06 persen. Sebanyak 362 saham memerah dan hanya 145 saham yang hijau, sedangkan 127 sisanya stagnan.
Baca Juga
Kapitalisasi pasar menyentuh Rp7.393,87 triliun pada penutupan. Total transaksi yang tercatat hari ini mencapai Rp17,43 triliun, dengan aksi jual bersih investor asing senilai Rp246,28 miliar di seluruh pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan kenaikan kasus COvid-19 baik di dalam negeri maupun luar negeri menjadi sentimen penekan indeks hari ini, ditambah dengan kabar mutasi virus Covid-19 yang membuat pasar semakin khawatir.
“Secara teknikal sudah overbought, secara psikologis terjadi profit taking,” ungkapnya, Selasa (19/1/2021).