Bisnis.com, JAKARTA - Emiten distributor alat kesehatan PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) menargetkan akuisisi sister company PT Oneject Indonesia dapat rampung pada tahun ini. Perseroan juga mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp14 miliar untuk ekspansi usaha.
Direktur Itama Ranoraya Pratoto Raharjo menuturkan rencana akuisisi produsen jarum suntik Oneject Indonesia masih terus berjalan. Dia menekankan, penyelesaian akuisisi tidak berubah, tetap bakal rampung di 2021.
"Masih berjalan upaya akuisisi ini, walaupun agak lambat. Semoga 2021 bisa terealisasi," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Rencana akuisisi Oneject telah diungkapkan perseroan sejak IRRA melantai di Bursa Efek Indonesia pada 15 Oktober 2019 lalu. Namun, rencana itu tertunda akibat pandemi Covid-19.
Sejak Oktober 2019 sebelum pandemi terjadi, Oneject tengah membangun pabrik kedua untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan tujuan mengambil ceruk pasar ekspor.
Pada Januari 2021, kapasitas produksi Oneject diprediksi naik menjadi 600 juta pieces per tahun dari sebelumnya 300 juta pieces per tahun. Lalu pada akhir 2021, kapasitas produksi Oneject akan menjadi 1,2 miliar pieces per tahun.
Baca Juga
Terkait berbagai isu yang menggelayuti pergerakan saham IRRA, Pratoto tidak ambil pusing. Dia menegaskan jika manajemen tidak berurusan dengan harga saham.
"Kalau saya dari awal tidak pernah urusan saham, karena itu pasar yang menilai, manajemen tugasnya hanya kerja untuk bisa performa bagus," katanya.
Saat ini fokus perseroan adalah menyediakan pasokan jarum suntik sekali pakai atau Auto Disable Syringe (ADS) untuk kepentingan vaksinasi Covid-19.
Untuk diketahui, belum lama ini emiten berkode saham IRRA itu telah mendapatkan kontrak Sales and Purchase Agreement (SPA) sebanyak 111 juta pieces jarum suntik jenis ADS dari pemerintah Indonesia.
Jarum suntik jenis ADS itu merupakan produk wajib dari World Health Organization (WHO) untuk program vaksin imunisasi termasuk vaksin Covid-19. Adapun, produk alat suntik ADS itu diproduksi oleh Oneject dan telah berstandar WHO.
Di lantai bursa, pada penutupan perdagangan Selasa (19/1/2021), saham IRRA turun hingga 6,81 persen ke posisi Rp2.600 per saham. Namun, secara year to date (YTD) harga saham IRRA masih melejit 52,94 persen.
Sekadar mengingatkan, saham IRRA dan emiten farmasi melaju kencang sejak awal tahun. Saham IRRA bahkan sempat disuspensi pada 12 Januari 2021. Dalam periode 4-11 Januari 2021, saham IRRA melesa 117 persen.
Namun sejak vaksinasi Covid-19 dimulai, saham IRRA secara beruntun terus dibanting investor mulai dari 13 Januari 2021 hingga 19 Januari 2021. Mengacu pada harga penutupan hari ini, saham IRRA sudah anjlok 29 persen dalam lima sesi terakhir.