Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Awal Pekan, Kurs Jisdor Melemah ke Rp14.080

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.080 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,08 persen dari posisi Rp14.068 pada Jumat (15/1/2021).    
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah kembali melemah pada perdagangan Senin (18/1/2021)  berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor)

Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.080 per dolar AS, melemah 12 poin atau 0,08 persen dari posisi Rp14.068 pada Jumat (15/1/2021).    

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.030. Indeks dolar di sisi lain terpantau stagnan di posisi 90.77.

Sebelumnya, rupiah diproyeksi kian bertenaga pada perdagangan pekan depan di tengah sejumlah agenda ekonomi pekan depan, termasuk Rapat Dewan Gubernur/ RDG Bank Indonesia awal tahun dan inagurasi Presiden AS terpilih Joe Biden.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa mata uang Garuda kemungkinan membuka perdagangan pekan depan melemah imbas dolar AS yang kuat. Namun, rupiah akan kembali rebound seiring dengan banyaknya katalis positif yang mendukungnya pada pekan ini.

Ibrahim memprediksi rupiah berada di kisaran Rp14.000-Rp14.050 per dolar AS pada perdagangan Senin (18/1/2021). Sementara itu, untuk sepanjang pekan depan rupiah diproyeksi berada di kisaran Rp13.800 per dolar AS hingga Rp14.200 per dolar AS.

“Fokus pasar masih akan tertuju pada optimisme penggelontoran stimulus The Fed dan Pemerintah AS yang akan melemahkan dolar AS, belum lagi pekan depan Joe Biden akan resmi dilantik,” ujar Ibrahim kepada Bisnis, Minggu (17/1/2021).

Untuk diketahui, pasangan Joe Biden dan Kamala Harris yang menang dalam laga pemilihan umum AS akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden AS pada Rabu (20/1/2021).

Pasar menyambut baik rencana tersebut karena akan menstabilkan kondisi politik AS dan meningkatkan minat investor untuk mengumpulkan aset berisiko, termasuk rupiah, dan menjauh dari dolar AS.

Namun, pergerakan rupiah pada pekan ini  tidak serta merta luput dari katalis negatif. Data ekonomi AS yang dirilis positif dapat menjadi pijakan baik bagi dolar AS untuk menguat sehingga melemahkan rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper