Harga Emas Hari Ini, Rabu 13 Januari 2021

Bisnis.com JAKARTA - Harga emas bergerak fluktuatif setelah aneka sentimen campur aduk dalam mempengaruhi harga emas.

Berdasarkan data Bloomberg, kemarin harga emas baik spot maupun berjangka mampu menyentuh evel US$1.860 per troy ounce. Namun, tren tersebut tidak bertahan lama karena pada pukul 21.31 WIB, emas amblas ke posisi US$1.838 per troy ounce.

Harga emas berjangka Comex turun 0,36 persen ke leval US$1.844,2 per ounce pada Selasa (2/1/2021). Sehari sebelumnya, emas sempat menguat 0,84 persen ke posisi US$1.850,80 dolar AS.

"Kesediaan investor untuk membeli [surat] utang AS meningkatkan kepercayaan pada aset-aset AS sehingga saham-saham menguat dan dolar tergelincir, keduanya keduanya membantu emas sedikit menguat," kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO seperti dikutip dari Antara,Rabu (13/1/2021).

Indeks dolar tergelincir 0,3 persen terhadap para pesaingnya, sementara imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun ke terendah sesi 1,146 persen setelah lelang 10 tahun yang kuat.

Pukul 08.40 WIB, harga emas spot naik 0,34 persen ke level 0,34 persen ke leveluS$1.861,15 per troy ounce. Harga emas berjangka Comex naik 0,82 persen ke posisi US$1.859,30 per troy ounce. Indeks dolar di sisi lain turun 0,15 persen ke bawah level 90.

Monex Investindo Futures menilai kekhawatiran investor terhadap kasus baru Covid-19 berpotensi memicu pembatasan aktivitas ekonomi sehingga mendorong harga emas. Logam mulia memang mencuat bila muncul ketakutan dan ketidakpastian.

Berdasarkan laporan Monex yang dikutip Bisnis, potensi beli terhadap harga emas masih bisa berlanjut menguji level resisten US$1.880 bila data JOLTS Job Openings AS lebih rendah dari perkiraan.

Dilansir dari Kitconews, harga emas secara teknikal bisa merosot ke US$1.768,60. Namun, logam mulia juga punya peluang pulih bila terdapat katalis positif. Level resisten emas diperkirakan di US$1.869, level rata-rata pergerakan 50 sesi.

Untuk diketahui, Presiden Terpilih AS Joe Biden akan mengeluarkan anggaran stimulus tahap pertama dan jumlahnya telah diwanti mencapai triliunan dolar. 

Bila ditambahkan ke stimulus fiskal US$4 triliun yang dialokasikan selama dua putaran oleh Departemen Keuangan AS, defisit anggaran Amerika Serikat akan menjadi yang terbesar  dalam sejarah.