isnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat sekaligus menghentikan reli pelemahan harian terpanjand sejak November 2020, karena dolar AS stabil dan investor mengalihkan fokus mereka ke putaran stimulus besar-besaran AS.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka Comex untuk kontrak Februari 2021 terpantau menguat 0,28 persen atau 5,1 poin ke level US$1.855,90 per troy ounce pada pukul 15.35 WIB.
Adapun harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,63 persen atau 11,7 poin ke level US$1.855,59 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,048 poin atau 0,05 persen ke level 90,417 pada pukul 15.37 WIB.
Rebound dolar AS AS dari level terendah dalam hampir tiga tahun, ditambah dengan lonjakan imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun, telah membebani harga emas dalam beberapa hari terakhir.
Presiden terpilih Joe Biden akan merilis rencana paket stimulus bernilai jutaan dolar pada hari Kamis, yang dapat membantu membuka jalan bagi kenaikan inflasi, di mana emas dipandang sebagai aset lindung nilai.
Analis failyFX margaret Yang mengatakan meskipun emas telah tertekan oleh rebound dolar AS dan kenaikan imbal hasil, pasar tampaknya untuk sementara mengabaikan prospek kenaikan inflasi dan stimulus baru.
"Itu berarti aksi jual emas bisa bersifat sementara, dan sisi negatifnya mungkin dibatasi oleh stimulus baru yang akan diumumkan oleh Biden," katanya, seperti dikutip Bloomberg.
Logam mulia ini telah kehilangan momentum penguatannya pada awal tahun 2021 setelah membukukan kenaikan tahunan terbesarnya dalam satu dekade, didorong oleh dampak pandemi, stimulus yang luas, dan meningkatnya permintaan aset safe haven.
Sekarang, pejabat Federal Reserve mengatakan bahwa lebih banyak dukungan fiskal dan distribusi massal vaksin dapat memicu pemulihan ekonomi AS yang kuat di paruh kedua tahun 2021. Bank sentral pun menyiapkan panggung diskusi mengenai pengurangan pembelian obligasi sebelum akhir tahun.