Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tajam pada sesi pertama perdagangan hari ini, Kamis (7/1/2021). Investor asing di sisi lain memborong saham-saham badan usaha milik negara (BUMN).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup menguat 73,53 poin atau 1,21 persen ke level 6.139,21. Kinerja ini sekaligus menjadi kebangkitan indeks setelah pada sesi kemarin turun 1,17 persen.
IHSG menguat di saat pemerintah telah mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM mulai 11 hingga 25 Januari 2021 di sejumlah daerah.
Pemerintah mengklaim PPKM berbeda dengan pembatasan sosial berskala beasr. Namun, PPKM akan diterapkan guna membendung laju penyebaran virus corona yang oleh pemerintah telah ditetapkan dalam kondisi darurat.
Total perdagangan saham di babak pertama mencapai 13,83 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp11,55 triliun. Investor asing mencatat net buy sebesar Rp447,05 miliar di seluruh pasar.
Investor asing memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kedua saham pelat merah itu masing-masing mencatat net foreign buy masing-masing Rp65,1 miliar dan Rp40 miliar. Baik saham BBRI maupun BMRI kompak menguat, masing-masing 1,67 persen dan 0,75 persen.
Baca Juga
Saham pelat merah lainnya juga turut menjadi bidikan asing, yaitu PT Telkom Indonesia Tbk. Saham TLKM mencatat net buy Rp55,9 miliar dan menutup sesi pertama dengan penguatan 1,19 persen.
Investor asing tampak juga menjagokan saham PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Saham berkode SMGR itu mencetak net buy oleh investor asing sebesar Rp14,4 miliar dan menutup sesi pertama dengan penguatan 0,83 persen.
Di sisi lain, saham di kawasan Asia mayoritas menguat. Indeks Topix di Jepang dan Shanghai Composite di China masing-masing naik 1,87 persen dan 0,37 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan juga melonjak 2,38 persen.
Bursa Asia menguat bersamaan dengan penguatan bursa saham berjangka di Amerika Serikat setelah Partai Demokrat mengambil alih kendali senat. Presiden terpilih Joe Biden diyakini bakal meningkatkan stimulus fiskal sehingga disambut hangat para pelaku pasar.
"Pasar saham di Asia tampaknya sedang fokus pada prospek ke depan yang diyakini lebih banyak stimulus” kata Shane Oliver, kepala strategi investasi dan kepala ekonom di AMP Capital seperti dikutip dari Bloomberg.