Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau pada perdagangan Senin (28/12/2020). Saham sektor pertambangan emas menghiasi jajaran top gainers kali ini berkat sentimen dari persetujuan stimulus di Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 1,36 persen ke level 6.090,27 pada Senin (28/12/2020). Tercatat, sebanyak 275 saham menguat, 202 terkoreksi, dan 145 stagnan.
Investor asing memborong saham-saham dalam negeri dengan net buy atau jual bersih mencapai Rp141,98 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi incaran utama aksi beli asing dengan net buy hingga Rp22,1 miliar.
Adapun, kinerja IHSG ditopang oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) yang naik 24,53 persen, diikuti PT Jasnita Telekomindo Tbk. (JAST) yang naik 14,46 persen, dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) yang menguat 13,18 persen.
Tidak kalah, saham emiten emas lainnya PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) juga berhasil naik hingga 11,73 persen. Meski menguat dengan persentase lebih kecil, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk, PT United Tractors Tbk, dan PT Hartadinata Abadi Tbk. juga kompak menguat.
Saham MDKA naik 1,18 persen ke level 2.570, disusul saham UNTR yang menguat 3,26 persen ke level 26.925. Begitu juga dengan saham HRTA yang naik 3,10 persen ke posisi 266.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan bahwa penguatan IHSG kali ini disebabkan sentimen pelaku pasar yang mengapresiasi peran pemerintah dalam menjaga stabilitas fundamental makro ekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan.
“Selain itu, market juga mengapresiasi penandatanganan Presiden AS Donald Trump terhadap program penanggulangan vid-19 yakni aid bill sebesar US$2,3 triliun,” ujar Nafan kepada Bisnis, Senin (28/12/2020).
Sentimen tersebut juga telah menguatkan harga emas global, sehingga tidak salah saham emiten pertambangan emas ikut tersulut naik signifikan. Adapun, Nafan juga menilai efek positif dari aksi window dressing maupun Santa Claus Rally membuat IHSG ditutup di zona positif.
Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump menyetujui paket penanganan corona dan pendanaan pemerintah senilai US$2,3 triliun.Paket bantuan senilai US$900 miliar telah disetujui oleh Kongres setelah negosiasi berbulan-bulan. Ini adalah bagian dari paket pengeluaran US$2,3 triliun yang mencakup US$1,4 triliun untuk pengeluaran normal pemerintah federal.